Laporan AI tentang Pasokan Air Israel untuk Palestina
28 Oktober 2009Laporan Amnesti Internasional mengenai penolakan pemerintah Israel untuk menyalurkan pasokan air yang mencukupi bagi warga Palestina dikomentari harian Austria Die Presse
„Kali ini air. Israel memblokir pasokannya terhadap Palestina. Laporan Amnesty International adalah catatan baru dalam rangkaian tiada akhir dari laporan organisasi non pemerintah tentang rejim pendudukan Israel dan pemukiman Yahudi. Itu belum termasuk gelombang laporan seusai Perang Gaza. Agar tidak menimbulkan salah paham, adalah hal yang benar dan penting untuk mencatat pelanggaran hak asasi manusia atau kejahatan perang dan pembangunan pemukiman ilegal. Tapi tampaknya konflik Timur Tengah sementara ini benar-benar terperangkap di sepanjang front tambahan ini. Pimpinan Palestina gembira untuk dapat menjadikan penderitaan yang dinilainya sebagai keberhasilan publikasi. Sementara Israel menyerang semua yang memiliki etiket ‚laporan’.
Harian Jerman Frankfurter Allgemeine menulis:
"Sengketa terbaru antara Israel dengan Amnesty International kembali menarik perhatian. Sengketa yang sejak puluhan tahun merupakan barang langka di Timur Tengah, yakni air. Laporan tersebut menuduh Israel memasok hanya 20 persen kebutuhan air Palestina. Pemerintah di Yerusalem menyebut laporan itu tidak benar dan menyodorkan angka lain. Mereka menuntut Palestina lebih melakukan sesuatu agar kekurangan itu teratasi. Sengketa masalah air memendam bahaya dengan daya ledak lebih besar dibanding minyak bumi. Hanya secara bersama dapat dibuka sumber air baru dan pembagian secara adil sumber air yang ada. Tapi untuk itu diperlukan perdamaian, yang selama ini tidak ada.“
Dimulainya proses terhadap Radovan Karadzic di Tribunal Kejahatan Perang PBB untuk bekas Yugoslavia menjadi sorotan harian Belanda Trouw
„Jika proses benar-benar berlangsung, Karadzic boleh melakukan semua untuk menyebarluaskan Perang di Bosnia menurut versinya. Hal itu tidak dapat mencegah dimana ia memanfaatkan podium Tribunal PBB untuk menyebarkan teori persekongkolan mengenai perang tersebut dimana menurut pandangannya masyarakat internasional melakukan serangan secara sepihak. Tentu saja benar melakukan penelitian sejarah Perang Bosnia, termasuk diantaranya desas-desus pasokan senjata Amerika Serikat terhadap kelompok Muslim Bosnia. Tapi untuk itu Tribunal bukan tempat yang tepat. Di sana hanya menyangkut peran Karadzic dan bagian dari tanggung jawabnya untuk kejahatan yang dituntut kejaksaan. Baru jika tugas proses di Tribunal ini terpenuhi, keadilan yang dicari oleh ibu-ibu dari Srebrenica mendapat kemajuan."
Harian Jerman Berliner Zeitung juga mengomentari proses terhadap Karadzic
„Prosesnya memang dimulai, tapi tanpa Karadzic. Ia beralasan waktu untuk mempersiapkan pembelaannya tidak cukup. Jika sudah siap, ia akan memberitahukannya kepada pengadilan. Tribunal PBB di Den Haag menghadapi keputusan yang sulit. Seberat apapun tuduhan yang diajukan terhadapnya, Karadzic memiliki hak untuk proses yang adil dan memenuhi dasar-dasar negara hukum. Tapi pengadilan juga memiliki tanggung jawab terhadap para korban dan anggota keluarganya. Di mana Karadzic seperti halnya Slobodan Milosovic memperlakukan mereka dengan semena-mena.“
DK/AR/dpa/afp