1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
SosialGlobal

Makin Menggilanya Bahaya Judi, Apa yang Bisa Dilakukan?

25 Oktober 2024

Gangguan fisik dan psikologis, peningkatan risiko bunuh diri, kehilangan pasangan atau pekerjaan. Inilah konsekuensi dari kecanduan judi yang ternyata lebih parah dari perkiraan sebelumnya. Apa yang dapat dilakukan?

https://p.dw.com/p/4mEXk
Meja Roulette
Gambaran ilustrasi judiFoto: Cigdem Simsek/Zoonar/IMAGO

Judi (judi)...menjanjikan kemenangan. Judi (judi)...menjanjikan kekayaan. Bohong (bohong)...Kalaupun kau menang, itu awal dari kekalahan. Bohong (bohong)...Kalaupun kau kaya, itu awal dari kemiskinan.

Lirik lagu Rhoma Irama ini tampaknya selaras dengan temuan teranyar para pakar yang dipublikasikan dalam jurnal "The Lancet". Laporan dalam juranl tersebut merupakan hasil kerja bareng sebuah komisi yang terdiri dari para ahli di bidang penelitian perjudian, kesehatan masyarakat, kebijakan kesehatan global, pengendalian risiko, dan kebijakan regulasi.

Perjudian adalah "ancaman bagi kesehatan masyarakat", tulis laporan tersebut. Menurut laporan itu, kecanduan judi dapat menyebabkan kerugian fisik dan psikologis, menghancurkan hubungan pasangan dan keluarga, meningkatkan risiko bunuh diri, menyebabkan kehancuran finansial, mendorong kejahatan dan kekerasan dalam rumah tangga, serta menyebabkan hilangnya pekerjaan.

Hampir setengah miliar orang di seluruh dunia terkena dampaknya. Situasinya memburuk secara dramatis,  bukan hanya karena penyebaran perjudian komersial secara internasional, tetapi terutama karena perkembangan digitalisasi. "Setiap orang yang memiliki ponsel sekarang memiliki akses ke kasino di saku mereka 24 jam sehari," tegas Heather Wardle dari Universitas Glasgow Inggris, yang merupakan salah satu ketua komisi tersebut. Menurut laporan ini, jenis taruhan olahraga dan kasino daring saat ini tumbuh bagai jamur di musim hujan.

Diperkirakan hampir 450 juta orang di seluruh dunia saat ini terpengaruh oleh dampak negatif perjudian – dengan setidaknya memicu satu gejala perilaku atau kerugian pribadi, sosial, atau ganguan kesehatan. 80 juta orang menderita gangguan perjudian atau masalah perjudian.

Gambar  ilustrasi
Judi berkembang bukan hanya karena penyebaran perjudian komersial secara internasional, tetapi terutama karena digitalisasiFoto: DW

Bagaimana di Jerman dan Indonesia?

Menurut Atlas Perjudian Jerman 2023, 30 persen orang  di Jerman terlibat dalam perjudian.

Dikatakan bahwa sekitar satu dari 13 penjudi mengalami masalah kesehatan, keuangan, atau sosial akibat berpartisipasi dalam permainan mesin slot, taruhan olahraga, dan perjudian lainnya.

Dalam beberapa tahun terakhir, permintaan layanan dukungan rawat jalan dari penjudi online telah meningkat tajam. Industri mesin slot Jerman mengkritik angka-angka dari Atlas Perjudian Jerman 2023 dengan menyatakan angka-angka itu tidak dapat dipercaya, tetapi  mereka tidak memberikan angka-angkanya sendiri.

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mengungkap 3,2 juta warga Indonesia teridentifikasi bermain judi online. Pemain judi online ini ada pelajar hingga ibu rumah tangga. Demikian dikutip dari detik.com.

Industri judi berkembang pesat

”Pemasaran dan teknologi yang canggih membuat orang lebih mudah untuk mulai berjudi dan lkesulitan menghentikan kebiasaan itu,” jelas Wardle dari Universitas Glasgow. Banyak produk dirancang agar orang-orang betah menggunakan aplikasinya secara berulang dan jangka panjang.

"Pertumbuhan global industri ini fenomenal, kita semua perlu bangun dan bertindak bersama." Menurut komisi, meskipun ini merupakan masalah global, masalah ini tidak merata di semua populasi. Orang-orang dari kelompok sosial ekonomi yang kurang beruntung sangat berisiko.

Negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah sering kali kurang siap untuk mengatur industri dan menangani kerusakan yang ditimbulkannya.

Anak-anak dan kaum muda "sangat rentan"

Iklan produk perjudian yang muncul di internet dengan mudah tertangkap layar anak-anak dan kaum muda. Perjudian online juga sering kali ‘nongol‘ dalam permainan video.

"Anak-anak dan kaum muda sangat rentan terhadap godaan mendapat uang secara mudah dan sifat permainan daring yang menyenangkan," jelas salah seorang penulis laporan itu Kristiana Siste dari Universitas Indonesia.

Dalam periklanan, industri pada dasarnya mempromosikan perjudian sebagai hiburan yang tidak berbahaya. Oleh karena itu, Malcolm Sparrow dari Harvard Kennedy School di AS menekankan: "Komisi mendesak para pembuat kebijakan untuk memperlakukan perjudian sebagai masalah kesehatan masyarakat, sebagaimana kita memperlakukan barang-barang adiktif dan tidak sehat lainnya seperti alkohol dan tembakau."

Langkah-langkah apa yang direkomendasikan komisi?

Komisi bukan hanya bikin orang ketar-ketir dengan ngerinya membaca laporan soal perkembangan perjudian, namun mereka juga menawarkan jalan keluar dari problem ini.

Karena industri perjudian menggunakan pendekatan pemasaran digital yang inovatif untuk mempromosikan produknya dan melindungi kepentingannya, komisi menyerukan sistem regulasi yang efektif dan disediakannya sumber daya yang memadai serta kerja sama dan kepemimpinan internasional untuk mengurangi dampak kesehatan masyarakat dari perjudian komersial. Hal ini diperlukan di semua negara - terlepas dari apakah perjudian itu legal di negara tersebut atau tidak.

Secara khusus, harus juga diupayakan bagaimana tawaran perjudian harus lebih jarang tersedia di masa mendatang. Selain itu, kelompok rentan harus lebih sedikit mendapat kemungkinan terpapar bahayanya.

Komisi juga menyerukan lebih banyak dukungan dan perawatan bagi para pecandu judi. Mereka juga mendorong lebih banyak dilakukan kampanye kesadaran tentang bahaya perjudian.

Kiat ahli untuk menghentikan kecanduan judi

Dikutip dari Forbes, inilah kiat para pakar jika kamu sudah telanjur jadi pecandu: Kenali atau akui masalahnya sebelum memulai proses pemulihan. Pertama-tama perlu menyadari bahwa kebiasaan berjudi adalah sumber tekanan. 

Setelah  mengakui masalah perjudian yang dialami, curhat pada teman atau orang yang disayangi bisa membantu.  Jika mengalami kesulitan mengendalikan kebiasaan berjudi, mungkin sudah waktunya untuk mencari bantuan profesional.  Jangan remehkan kekuatan dukungan komunitas. Menemukan kelompok dukungan menjadi hal yang penting untuk pemulihan.

Sementara American Psychiatric Association menyarankan, hubungi teman atau anggota keluarga yang tepercaya. Datangi pertemuan untuk pemulihan dari kebiasaan judi, ganti perhatian akan judi dengan aktivitas lain, tunda berjudi dengan semakin berusaha membuat hasrat itu berlalu atau melemah.

Bagi yang orang terdekatnya gila judi, tetap tenang saat berbicara dengan orang yang memiliki gangguan perjudian. Beri tahu mereka bahwa kamu akan mencari bantuan untuk pemulihan. Jelaskan bahaya perjudian kepada anak-anak dan bantu mereka mengenali aktivitas yang dapat menyerupai perjudian di permainan video populer .Pahami perlunya perawatan bagi kecanduan perjudian dan bahwa itu mungkin memerlukan waktu. Tetapkan batasan dalam mengelola uang; kendalikan keuangan keluarga; tinjau laporan bank dan kartu kredit. Cobalah berbicara dengan seorang profesional untuk membahas sumber rujukan lokal seperti konselor perjudian bersertifikat atau program perawatan intensif di area tersebut.

Diingatkan pula untuk jangan perlakukan penjudi sebagai seseorang yang tidak bermoral atau bukan anggota masyarakat yang setara, menjauhkan dari keluarga. Tak perlu berceramah, apalagi kehilangan kendali atas amarah dalam menghadapi mereka. Namun jangan berharap pula proses pemulihannya  akan secepat kilat.

Namun bagi kamu yang mulai tergoda judi, mungkin ada baiknya mendengarkan lirik di bagian akhir lagu Rhoma Irama yang membuka tulisan ini:

”Yang kaya bisa jadi melarat. Apalagi yang miskin (oh-oh).
Yang senang bisa jadi sengsara. Apalagi yang susah (oh-oh). Uang judi najis, tiada berkah.”

*Naskah aslii laporan DPA dalam bahasa Jerman ini, diadaptasi dengan tambahan sumber: The Lancet, Forbes, Detik, American Psychiatric Association