Media dan Oposisi Suriah Kecewa
1 Juli 2012Media maupun kelompok oposisi Suriah memandang kesepakatan yang diambil oleh para menteri luar negeri negara-negara Kelompok Aksi yang terdiri dari kekuatan global dan regional, sebagai sebuah kegagalan. Di antaranya, hari Minggu (01/07) harian Al-Baath yang menyebut „Sidang Jenewa Gagal“. Kesepakatan yang diambil serupa dengan kesepakatan sebelumnya di Dewan Keamanan PBB, dimana sikap masing-masing pihak masih keras dengan pandangannya sendiri-sendiri. Sementara LCC yang mengorganisir gerakan protes menyatakan hasil sidang tersebut hanya akan memberi kesempatan lagi bagi Presiden Basyar al Assad untuk melakukan kekerasan lebih lanjut.
Sepakat, Namun Masih Tak Jelas
Para menteri luar negeri global dan regional sepakat dengan prinsip-prinsip rencana pengalihan kekuasaan. Namun masih banyak persoalan yang belum terpecahkan. Misalnya transisi ini memberi kesempatan pada kelompok oposisi dan dapat melibatkan para anggota pemerintahan yang berkuasa sekarang, namun bagaimana dengan Presiden Basyar al Assad? Negara barat tak menginginkannya lagi duduk di pemerintahan baru, namun Rusia masih bersikukuh bahwa masa depan pemerintah Suriah harus diputuskan oleh sebuah dialog di antara rakyat Suriah sendiri.
Seruan Keras Annan
Sebelumnya mediator internasional untuk Suriah, Kofi Annan memohon pada negara adi daya untuk bersatu demi terciptanya perdamaian bagi Suriah, termasuk dalam rencana transisi kepemimpinan di negara itu.
Dalam pidato pembukaan rapat menteri luar negeri di Jenewa, hari Sabtu (30/06), utusan khusus PBB dan Liga Arab untuk Suriah, Kofi Annan menandaskan kekisruhan di Suriah dapat menjalar ke kawasan sekitarnya ataupun terperosok ke dalam konflik internasional, apabila tidak diselesaikan, “Kita harus menyepakati panduan dan prinsip-prinsip transisi kepempinan Suriah guna memenuhi aspirasi sah rakyat Suriah.“
Adi Daya Juga Bertanggung Jawab
Annan memperingatkan negara-negara adi daya bahwa mereka akan bertanggungjawab atas kematian rakyat Suriah, apabila gagal dalam mencapai kesepakatan yang bertujuan untuk mengakhiri kekerasan di negara itu, “Rakyat Suriah menajdi korban terbesar, dan kematian mereka akan menjadi konsekuensi yang bukan semata karena tindakan para pembunuh, melainkan juga karena ketidakmampuan Anda-anda sekalian dalam menjembatani perbedaan,“ tandasnya di hadapan para menteri luar negerai yang berhimpun hari Sabtu (30/06) dalam sidang darurat di Jeneva.
Silang Pendapat
Sidang darurat di Jenewa diwarnai perbedaan pandangan atas usulan perubahan politik di Suriah yang tidak memasukkan nama Presiden Suriah Basyar al-Assad. Baik Amerika Serikat maupun negara-negara Eropa dan sekutu Arab tidak melihat adanya jalan keluar bila kekuasaan masih berada di tangan Presiden Basyar al Assad. Sebaliknya Rusia, menolak pemaksaan mundur bagi Assad.
afp/rtr/dpa/AP