1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Medvedev Tidak Kharismatis Tapi Cocok Gantikan Putin

as11 Desember 2007

Pencalonan Dmitri Medvedev, wakil PM Rusia saat ini, sebagai pengganti Vladimir Putin untuk memegang jabatan presiden, melegakan barat dan kelompok pendukungnya di Kremlin.

https://p.dw.com/p/CaEa
Wakil PM Rusia Dmitri Medvedev yang dicalonkan gantikan Vladimir Putin sebagai presiden.Foto: AP

Teknokrat yang sekaligus juga ketua dewan komisaris Gazprom ini merupakan sahabat erat Putin dari zaman mereka menjadi pejabat kotapraja St.Petersburg. Medvedev memang kurang karismatis, namun dinilai cocok sebagai pengganti Putin.

Harian AS The Washington Post yang terbit di Washington dalam tajuknya menulis :

Suasana hati Putin menentukan politik Rusia. Lebih lanjut harian ini berkomentar : Pencalonan Medvedev tidak mencegangkan, dan hanya menegaskan bahwa Rusia kembali ke sebuah sistem politik, dimana semua keputusan besar tergantung dari satu orang saja. Hasil pemilu parlemen pekan lalu menjadi tidak ada artinya, dibandingkan dengan keputusan Putin memilih Medvedev sebagai calon penggantinya dalam pemilu presiden bulan Maret tahun depan. Ketegangan politik di Moskow bukan menyangkut apakah calon yang dinominasikan akan terpilih? Melainkan peranan apa yang akan dimainkan Putin dalam rezim baru itu.

Harian Italia La Repubblica yang terbit di Roma berkomentar :

Medvedev selama menjadi wakil PM memainkan peranannya dengan baik, dan tidak memiliki musuh di Kremlin. Moderat, tenang dan tidak glamour, seorang tokoh yang mengikuti dengan setia perintah dari atas. Karena itu, Putin memberinya nilai baik dan promosi jabatan. Medvedev merupakan kandidat paling cocok, kandidat pilihan dari semua anak buahnya, untuk menuntaskan masalah sosial, serta ketidakpuasan di kalangan pinggiran imperium kekuasaan. Medvedev memang tidak se-kharimatis Putin. Akan tetapi jika berbicara popularitas, Medvedev memang berada di posisi kedua setelah Putin.

Harian Rusia Gazeta yang terbit di Moskow dalam tajuknya menulis :

Dengan mengangkat Medvedev, Putin akan dapat mempertahankan kekuasaannya. Pimpinan Kremlin itu juga mengumumkan, akan memperpanjang masajabatan presiden dari empat menjadi tujuh tahun. Setelah pemilihan Medvedev menjadi presiden, keinginan Putin bagi perubahan konstitusi untuk memperpanjang masajabatan presiden pasti dapat digolkan. Direncanakan, jika Medvedev mengundurkan diri, Putin akan kembali mengambil alih jabatan presiden. Hanya dipertanyakan, siapa yang akan dapat meyakinkan Medvedev untuk mundur secara sukarela, jika ia sudah berada di puncak kekuasaan.

Dan terakhir harian Inggris Guardian yang terbit di London berkomentar :

Putin akan meninggalkan jabatan presiden tapi tetap berkuasa. Pemerintahan barat menarik nafas lega, karena yang dicalonkan menggantikan Putin adalah Dimitri Medvedev, yang bukan mantan anggota KGB dan tidak masuk clan manapun. Akan tetapi tidak ada yang mengetahui, posisi apa yang dicari oleh Putin, setelah ia meninggalkan Kremlin. Setelah memilih tokoh loyalis sebagai penggantinya, Putin memiliki ruang gerak cukup luas untuk melakukan manuver. Ia juga dapat membatalkan keputusannya jika ekonomi memburuk, dengan memaksa Medvedev mundur dan menggelar pemilu baru.