1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Medvedev Usulkan Putin Jadi PM Rusia

12 Desember 2007

Dimitrij Medvedev sepertinya sudah menjadi presiden. Dengan bendera di belakangnya, raut muka yang serius, sikap negarawan, ia memperkenalkan program pemerintahannya untuk tahun mendatang.

https://p.dw.com/p/CaQK
Dimitrij MedvedevFoto: AP

“Untuk Federasi Rusia sangatlah penting, bahwa Vladimir Putin memegang jabatan sebagai kepala pemerintahan. Setidaknya dialah yang memimipin partai terbesar “Rusia Bersatu”, yang meraih kemenangan mutlak dalam pemilihan parlemen. Hanya dengan dia struktur kekuasaan yang baru dapat bekerja efektif.” Demikian penjelasan Medvedev mengenai peran Putin di pemerintahan baru.

Medvedev tidak mungkin melontarkan pernyataan seperti itu tanpa mendapat restu dari Kremlin. Meskipun Putin sendiri belum menanggapi usulan untuk mengangkatnya sebagai perdana menteri, nampaknya ia tidak akan menolak gagasan tersebut. Namun perlu diingat bahwa itu barulah rencana para politisi yang setia pada Kremlin. Sementara Medvedev belum dipilih sebagai presiden.

Para ahli ilmu politik memang sepakat bahwa bila pasangan Medvedev-Putin maju dalam pemilihan nanti, dalam putaran pertama diyakini akan memperoleh suara mayoritas. Tetapi tanggal 2 Maret masih lama. Sedangkan dalam Konferensi Tingkat Tinggi di Portugal lalu, Putin menarik lagi usulannya sendiri untuk memangku jabatan sebagai perdana menteri.

Konstantin Satulin, direktur lembaga bagi perhimpunan negara-negara merdeka CIS atau bekas Republik Soviet mengatakan, hasil pemilihan parlemen telah mengubah sikap Putin. Kemenangan mutlak partainya dengan meraih dua pertiga suara mayoritas, membuka jalan untuk model politik baru di Eropa, dimana partai terkuat dalam parlemen akan membentuk pemerintahan.

Jadi, nampaknya mustahil bila Putin akan memangku jabatan dengan kekuasaan terbatas. Untuk mengimbangi kekuasaan presiden dengan perdana menteri diperkirakan, partainya Putin, Rusia Bersatu, akan memanfaatkan suara mayoritasnya di parlemen untuk mengubah konstitusi. Mantera yang sepertinya dipakai oleh semua pihak untuk membenarkan langkah tersebut adalah ‘stabilitas’. Pokoknya, haluan Putin harus dilanjutkan, demikian ditekankan Medvedev dalam kata sambutannya di televisi.

“Menurut saya sangat penting untuk mempertahankan kontinuitas yang kita tempuh selama delapan tahun terakhir dan juga telah dipilih oleh rakyat untuk tahun-tahun mendatang. Haluan ini telah melindungi negara kita dari kehancuran ekonomi dan sosial maupun dari perang saudara. Ini adalah haluan politik Putin.“

Sudah dapat dipastikan Putin akan tetap ikut mengendalikan politik Rusia di masa mendatang. Dengan jabatan apapun dan di bawah presiden manapun.(dgl)