1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

280308 NATO Taliban Afghanistan Anschlag

28 Maret 2008

Serangan awal tahun yang dilancarkan Taliban, bukan sekedar gertak sambal. Dua serdadu Jerman terluka parah kemarin di Provinsi Kunduz, Afghanistan. Tak hanya di selatan, Taliban memperluas serangan ke utara dan barat.

https://p.dw.com/p/DWXj
Tentara Jerman di Kunduz, Afghanistan
Tentara Jerman di Kunduz, AfghanistanFoto: picture-alliance/ dpa
Kelompok radikal Afghanistan Taliban melancarkan serangan yang disebut operasi „Ebrat“ yang artinya operasi „memberi pelajaran.“ Juru bicara Taliban Mullah Brader Akhund sejak tahun baru Afghanistan, berulangkali mengancam dilancarkannya serangan awal tahun ini. „Tujuan dari operasi ini adalah memberikan pelajaran bagi pasukan asing, untuk memberikan pukulan telak dan mendesak berakhirnya pendudukan di Afghanistan. Operasi baru ini dilancarkan ke seluruh pelosok negeri, dengan begitu musuh dapat dikalahkan.“ Sebuah propaganda! Ujar pasukan pelindung ISAF, yang dipimpin oleh NATO. Di markas besarnya di ibukota Kabul, NATO menyatakan serangan bom bunuh diri dan ranjau yang dilancarkan Taliban selama ini terutama telah menyebabkan jatuhnya korban dari warga sipil. Karena pasukan militer sulit diserang dan terlindungi. Juru bicara NATO Mark Laity mengomentari seputar serangan Taliban awal tahun ini: “Ini merupakan cerita lama, kesintingan seperti dulu. Taliban bicara soal perjuangan. Namun karena tidak dapat melawan pasukan keamanan Afghanistan dan tentara ISAF, mereka melakukan aksi bom bunuh diri. Ketika dikalahkan, mereka meletakkan bom-bom di jalanan dan lari. Mereka berharap, orang akan terkena bom, namun korbannya mungkin adalah warga sipil.“ Kemarin, tiga serdadu Jerman terluka, dua diantaranya menderita luka serius, akibat serangan Taliban, saat berpatroli di provinsi utara Afghanistan, Kunduz. Serangan terjadi setelah pernyataan dari Menteri Pertahanan Kanada Peter MacKay dalam majalah der Spiegel, yang menyerukan agar tentara Jerman seharusnya bukan hanya ditempatkan di utara Afghanistan yang relatif aman, melainkan juga di selatan Afghanistan yang rawan. MacKay mengingatkan pentingnya sesama sekutu NATO berbagi beban untuk memenuhi kewajiban internasional. Pada tahun 2006 dan 2007, terutama di selatan Afghanistan, markas ISAF dan pusat-pusat pemerintahan lokal banyak diserang oleh Taliban. Padahal sebelumnya komandan ISAF meremehkan kekuatan Taliban. Namun dua tahun belakangan ini pasukan keamanan Afghanistan dan pasukan pelindung ISAF dikejutkan dengan semakin kuatnya tentara Taliban. Oleh sebab itu, pasukan pelindung ISAF dan pasukan keamanan Afghanistan mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan terburuk. Menteri Pertahanan Afghanistan, Abdul Rahim Wardak: „Kami akan melanjutkan operasi militer dengan ISAF di musim dingin ini. Kami telah melemahkan operasi lintas batas Taliban, menghancurkan peralatan komunikasi dan struktur komando mereka. Kami mencoba mencegah segala kemungkinan aksi serangan awal tahun Taliban. Dan saya pikir , kami akan berhasil.“ Namun tahun 2008 ini tidak tertutup kemungkinan konflik berdarah akan terjadi sebagaimana tahun 2007, ujar Wardak. Apalagi, milisi Taliban telah menyatakan akan memperluas serangan mereka hingga ke provinsi Afghanistan di utara dan barat yang selama ini relatif stabil. Dalam catatan Perserikatan Bangsa-bangsa PBB, tahun lalu, lebih dari 8000 orang tewas di Afghanistan akibat konflik yang berkecamuk. Tahun lalu, sudah 30-an serdadu ISAF yang tewas. Sementara itu sudah hampir 800 tentara ISAF yang tewas sejak diluncurkannya invansi pasukan ISAF yang dipimpin oleh Amerika Serikat tahun 2001. Saat ini terdapat 47 ribu tentara ISAF yang berasal dari 39 negara yang ikut ambil bagian dalam operasi untuk membantu pemerintah Afghanistan merestorasi negeri ini.(ap)