1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Militer Pakistan Akan Kuasai Lembah Swat

1 Juni 2009

Militer Pakistan mengemukakan serangan terhadap markas-markas Taliban di wilayah barat laut akan segera berhasil. Tetapi kelompok ekstremis itu masih melakukan perlawanan gigih di perbatasan dengan Afghanistan.

https://p.dw.com/p/I1CZ
Pasukan paramiliter Pakistan berpatroli di Lembah Swat.Foto: AP

Pemerintah Pakistan memperhitungkan akan segera berakhirnya pertempuran di Lembah Swat, 120 km sebelah utara ibukota Islamabad. Hari Sabtu lalu pihak militer mengemukakan keberhasilan menaklukkan Mingora, kota utama di Lembah Swat.

Bagi Syed Athar Ali, sekretaris negara pada kementrian pertahanan Pakistan, tugas yang diemban boleh dikatakan hampir tuntas. Dalam pertemuan dengan rekan-rekan sejabatannya di Singapura hari Minggu (31.05) kemarin dikatakannya: "Operasi militer di Lembah Swat akan segera berakhir dengan sukses. Hanya tinggal lima sampai 10 persen yang belum dikuasai. Kami berharap sarang militan terakhir dapat dikuasai dalam dua sampai tiga hari lagi. Kemudian akan langsung dimulai pembangunan kembali, agar para pengungsi dapat secepatnya pulang ke wilayah itu."

Pakistan Swat-Tal
Para pengungsi di kamp pengungsi berdesakan ingin memperoleh jatah pangan.Foto: AP

Jurubicara militer Pakistan itu selalu menyebarluaskan optimisme dalam konferensi pers yang diselenggarakan tiap hari. Mayor Jendral Athar Abbas juga menekankan, bahwa ditaklukkannya ibukota Lembah Swat merupakan kemenangan penting. Disebutkannya: "Semua kubu dan kamp pelatihan para komandan milisi itu telah digeledah dan dihancurkan, termasuk markas utama Mullah Fazlullah. Dalam kesempatan itu berhasil diamankan pula sejumlah besar senjata dan munisi."

Tetapi justru Mullah Fazlullah itu berhasil melarikan diri. Ulama radikal itu merupakan pimpinan gerakan Taliban di Lembah Swat. Pemerintah Pakistan menyediakan uang tebusan berjumlah besar untuk menangkapnya. Kata Abbas selanjutnya: "Kami terus memburunya. Para pemimpin di tingkat dua dan tiga banyak yang sudah tewas. Jajaran atasnya sedang diintai. Tetapi kami tidak akan mengatakan apa-apa, sebelum dapat memperlihatkan sesuatu yang konkrit. Sulit untuk menangkap mereka, tetapi kami akan melakukan segalanya. Saya dapat menjamin bahwa para pemimpin utamanya sudah menjadi target kami."

Berapa banyak warga sipil yang tewas dalam memperebutkan kota Mingora, tidak diketahui. Pihak militer hanya mempublikasikan, bahwa sejak awal Mei lebih dari 1.200 kaum ekstremis dan tidak sampai seratus tentara yang tewas. Tetapi itu tidak dapat dikaji karena media hampir tidak dapat mencapai wilayah pertempuran di barat laut Pakistan. Yang sangat tidak jelas adalah pengungsian massal sekitar 2,4 juta warga dari wilayah itu. Itulah sebabnya mengapa pakar politik dan penulis buku, Sadanand Dhume memandang keberhasilan militer itu dengan sangat kritis: "Tragedi sebenarnya adalah, bahwa Pakistan tidak melakukan apa-apa selama delapan tahun, dan sekang mungkin berlebihan. Ibaratnya, pemerintah dan militer sewajarnya menggunakan pisau bedah, tetapi mereka menggunakan palu. Oleh sebab itu banyak korban tewas dan pengungsian massal. Dampaknya masih belum dapat diperkirakan. Yang diharapkan adalah memerangi Taliban tanpa mengakibatkan jatuhnya sedemikian banyak korban."

Sadanand Dhume menilai Pakistan sedang berada di jalan yang menentukan dalam proses transformasi yang perlu dijalankan tetapi juga menyakitkan. Yaitu tidak lagi menjadi negara yang mendukung kelompok-kelompok radikal seperti Taliban, melainkan menjadi negara yang mengenali Taliban sebagai musuh. Dhume menambahkan: "Yang patut dicatat adalah, bahwa para politisi terpenting, semua partai, suratkabar dan juga ulama yang moderat ternyata benar-benar mendukung politik pemerintah menentang Taliban. Sebelumnya tidak terlihat satupun upaya serius untuk memerangi kelompok-kelompok Islam radikal di Pakistan. Mungkin sekarang inilah saat terjadinya peralihan besar."

Karte, Grenzgebiet zwischen Afghanistan und Pakistan Freies Bildformat
Peta perbatasan antara Pakistan dan Afghanistan.Foto: DW

Hanya saja, walaupun pihak militer berhasil mengusir Taliban dari wilayah barat laut, itu belum berarti tamatnya riwayat Taliban. Daerah persembunyian utama mereka adalah wilayah etnis Pashtun di perbatasan Pakistan-Afghanistan. Di sanalah keberadaan jajaran pemimpin elit Taliban Pakistan dan Afghanistan yang saling berhubungan tanpa ikatan. Baik Pakistan maupun Afghanistan sama-sama tidak punya kendali di wilayah-wilayah etnis tsb. Hanya sedikit penghuni daerah itu yang menilai para politisi di Islamabad dan Kabul sebagai mitra terpercaya yang juga memperhatikan kepentingan mereka.

Sandra Petersmann / Dewi Gunawan-Ladener
Editor: Rizki Nugraha