1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Netanyahu di Paris

25 Juni 2009

PM Israel Benjamin Netanjahu menilai, dukungan internasional untuk negara Palestina yang bebas militer mulai meluas. Di Paris ia tegaskan, apabila hal ini tak diterima juga, maka tidak akan ada penyelesaian damai.

https://p.dw.com/p/Ib08
Prime Minister Israel, Benjamin NetanyahuFoto: AP

Sebenarnya pada hari Kamis (25/06) di Paris direncanakan pertemuan Perdana Menteri Israel Netanyahu dengan Utusan Khusus Amerika untuk Timur Tengah, George J Mitchel. Namun pertemuan ini kembali dibatalkan, dengan alasan masih perlu mempersiapkan materi pembicaraan. Menurut rencana terakhir, Mitchell akan bertemu dengan Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak di Washington hari Senin mendatang. Kapan ia akan bertemu dengan Perdana Menteri Netanyahu, masih belum ditetapkan. Apa pasal penundaan itu?

Israel dan Amerika Serikat belum menemukan titik temu dalam sengketa mengenai masalah pemukiman Yahudi. Amerika Serikat menuntut agar Israel segera menghentikan pembangunan pemukiman di kawasan tepi Barat Yordania. Hal inilah yang berulang kali menyebabkan penangguhan pembicaraan mengenai perdamaian Timur Tengah.

Meski ada perbedaan sikap, Perdana Menteri Netanyahu tetap menyebut hubungannya dengan Amerika Serikat sebagai “ikatan persahabatan yang tidak retak”. Mengomentarinya, ia berkata, “antara teman terdekat kadangkala juga bisa terdapat perbedaan”. Untuk bisa bertahan di medan politik Israel, Perdana Menteri Benyamin Netanyahu membutuhkan dukungan masyarakat pemukiman-pemukiman itu. Apabila ia menerima posisi Amerika Serikat, kedudukannya bisa goyah di dalam negeri.

Di Paris hari Rabu, Presiden Perancis Nicolas Sarkozy menawarkan Israel pengiriman tentara negaranya sebagai bagian dari pasukan perdamaian internasional untuk kawasan Timur Tengah. Sarkozy mengatakan, Paris siap bergabung dengan Washington dan Uni Eropa untuk membentuk pasukan internasional. Namun seperti rekannya dari Amerika Serikat, Presiden Sarkozy juga mendesak agar pembangunan pemukiman di Tepi Barat Yordania harus segera dihentikan.

Pada Rabu itu juga, Perdana Menteri Netanyahu menyatakan harapannya untuk mencapai kesepekatan dengan Washington mengenai masalah pemukiman itu. Usai pertemuan dengan Sarkozy, ia kembali menegaskan akan mengakomodasi perkembangan alami yang berlangsung di kawasan pemukiman yang sudah terbangun.

Namun Netanyahu juga menyatakan akan melanjutkan upaya untuk mencapai pengertian dan kesepakatan yang akan mendorong proses perdamaian. Proses yang disebutnya, berlangsung antara Israel dan Palestina, selain itu antara Israel dengan seluruh dunia Arab. Tampaknya masih perlu kerja keras untuk melanjutkan upaya diplomatis ini. Apalagi karena tuntutan Israel agar Palestina menjadi negara yang tanpa militer, ditolak mentah-mentah oleh Palestina.

Kunjungan Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu ke Eropa berlangsung selama tiga hari. Sebelum ke Paris, ia bertemu dengan Perdana Menteri Italia, Berlusconi di Roma.

EK/HP/dpa/rtr/ap