Orang Kaya Tidak Percaya "Kebohongan" Ini
Anda ingin kaya tapi belum berhasil? Mungkin ada "kebohongan" yang Anda percaya, yang menyebabkan belum berhasil? Bisa dicek di sini!
"Itu saya perlu"
Berhemat pangkal kaya. Itu tentu Anda juga sudah pernah dengar. Orang harus terus bertanya pada diri sendiri: apa yang saya perlukan, dan apa yang saya inginkan? Apakah kita perlu ponsel pintar versi terakhir? Apa perlu baju baru setiap bulan? Dan apakah harus yang bermerek dan berharga mahal?
Kredit Adalah Pinjaman Gratis
Kalau sedang butuh uang dan dapat kredit, rasanya seperti dapat durian runtuh. Tapi itu tidak benar. Sesungguhnya kredit adalah sesuatu yang mahal. Karena akhirnya orang harus membayar kembali pinjaman ditambah dengan bunga. Orang hanya merasa senang sebentar. Setelah itu bisa sengsara lama kalau tidak bisa bayar kembali pinjaman.
"Saya memang tidak akan pernah kaya"
Kata siapa? Di dunia bisa ditemukan banyak contoh orang yang tadinya miskin kemudian jadi kaya. Jangan bohongi diri sendiri. Jika orang berpikir positif, orang jadi bersemangat mencari peluang dan menciptakan peluang bagi diri sendiri.
"Inilah 'upah' jerih payah saya"
“Saya sudah bekerja berat minggu ini, jadi saya layak membeli benda mahal ini.” Orang sering berpikir demikian jika merasa harus memberikan upah kepada diri sendiri. Tidak ada salahnya menghadiahkan sesuatu bagi diri sendiri. Tapi harus diperhatikan berapa harganya? Lagipula, dan ini lebih penting lagi: sesering apa Anda memberi hadiah kepada diri sendiri?
Harus Dibeli Karena Sedang Obral
Membeli barang yang sedang obral atau "sale" bisa sangat menguntungkan. Itu bisa jadi peluang menghemat uang, dan bahkan menghasilkan uang. Tapi hanya jika barang yang kita beli benar-benar sedang kita butuhkan. Tapi jika membeli hanya karena barang itu sedang sale, maka itu jadi jalan paling "baik" untuk buang-buang uang.
"Itu cuma uang saja"
Memang uang tidak boleh "didewakan". Tetapi untuk bisa hidup, orang perlu uang. Jika seseorang menganggap uang seperti oksigen di udara yang tidak bisa habis, ia akhirnya akan terkejut. Jika orang memboroskan uang ibaratnya seperti tidak ada hari esok lagi, ia akan sengsara di hari esok. Sikap itu tidak menunjukkan tanggungjawab.
"Nanti pasti ada jalan..."
Bergantung pada kemujuran adalah cara berpikir yang bodoh. Memang orang bisa tiba-tiba menang undian, atau tiba-tiba naik pangkat di kantor. Keberuntungan bisa datang, tapi kemungkinannya sangat kecil. Jadi orang tidak bisa bergantung sepenuhnya pada kemujuran. Sering kali, kita sendirilah yang menciptakan keberuntungan kita.