1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pakistan dan Afganistan Berdialog dengan Taliban

Marjory Linardy29 Oktober 2008

Menurut Presiden Karsai keamanan yang didambakan di Afganistan belum tercapai. Namun demikian upaya diadakan untuk menghentikan konflik yang sudah berlangsung bertahun-tahun, antara lain dengan negara tetangga.

https://p.dw.com/p/FjuF
Foto: AP

Presiden Afganistan Hamid Karsai menyatakan, upaya pemerintahannya dan dunia internasional untuk menciptakan perdamaian di negaranya tidak mencapai hasil yang didambakan. Menurut Karsai, keadaan keamanan di negara itu memburuk sejak Taliban digulingkan tahun 2001 lalu.

Hal itu dikatakan Karsai hari ini (Rabu 29/10) dalam konferensi perempuan di ibukota Kabul. Memang kemajuan ada sejak pemerintah baru mulai menjalankan tugas. Tetapi keinginan terbesar sebagian besar rakyat Afganistan adalah hidup dalam perdamaian dan keamanan. Dan itu belum tercapai, demikian Karsai.

Dialog antara Afganistan, Pakistan dan Taliban

Untuk menghadapi konflik dengan Taliban, Afganistan dan negara tetangganya Pakistan sepakat untuk berdialog. Pemerintah kedua negara setuju untuk memulai pembicaraan dengan pemimpin Taliban dan kelompok-kelompok militan lainnya. Syaratnya, kelompok-kelompok yang sering melakukan perlawanan itu harus mematuhi hukum kedua negara.

Pintu untuk berdiskusi terbuka lebar. Demikian dikatakan mantan menteri luar negeri Afganistan, Abdullah Abdullah setelah pertemuan antara politisi dan wakil suku-suku dari kedua negara. Pertemuan dua hari itu diadakan di ibukota Pakistan, Islamabad, dan berakhir Selasa (28/10) lalu.

Peace Jirga - Großbild
Pertemuan wakil suku dari Afganistan dan Pakistan yang disebut JirgaFoto: AP

Para wakil suku datang dari daerah perbatasan antara Afganistan dan Pakistan. Bagi AS, daerah perbatasan tersebut sudah sejak lama menjadi daerah persembuniyan bagi pengikut Al Qaeda dan Taliban, yang mengadakan perlawanan terhadap tentara AS.

Hasil Perundingan

Dalam pertemuan itu diputuskan pendirian beberapa komisi. Direncanakan, komisi-komisi tersebut akan mengurus sejumlah permasalahan dan mengontak pihak-pihak yang terlibat dalam konflik. Hasilnya akan dibicarakan dalam Jirga atau konferensi antar suku berikutnya, dua bulan mendatang.

Dalam wawancara dengan radio Inggris BBC, Abdullah Abdullah mengatakan, wakil-wakil yang hadir dalam Jirga meminta dan mengusulkan kepada pemerintah kedua negara untuk mencegah berdirinya tempat perlindungan bagi teroris dan unsur-unsur militan. Itu adalah ancaman bagi warga dan pemerintah kedua negara.

Kini Kesepakatan Tercapai

Selama ini pemerintah Pakistan dan Afganistan tidak sependapat dalam masalah cara menangani ekstrimis yang bermukim di sepanjang garis perbatasan. Perbedaan pendapat tersebut sangat besar terutama ketika Pervez Musharraf masih menjadi presiden Pakistan. Kini wakil dari kedua negara bisa mencapai persetujuan.

Menurut Abdullah Abdullah, semua yang hadir sepakat bahwa hubungan harus diadakan dengan oposisi di kedua negara. Jadi akan diadakan kerjasama hubungan melalui Jirga. Abdullah mengatakan, yang termasuk oposisi adalah semua kelompok yang terkait dalam kekerasan yang sering terjadi di daerah tersebut.

Washington Siap Berdamai

Belgien NATO Verteidigungsminister Robert Gates in Brüssel
Menteri Pertahanan AS Robert GatesFoto: AP

Awal bulan ini Menteri Pertahanan AS Robert Gates menyatakan, negaranya akan siap untuk berdamai dengan Taliban, jika pemerintah Afganistan berhasil menggerakkan Taliban untuk berunding, agar konflik yang sudah melanda negara itu selama delapan tahun dapat diselesaikan. Jurubicara Gedung Putih, Dana Perino mengatakan Selasa (28/10), hasil pembicaraan dengan unsur-unsur Taliban sedang diteliti di Washington.

Pertemuan wakil suku yang disebut Jirga sudah lama digunakan etnis Pastun di sepanjang perbatasan antara Afganistan dan Pakistan untuk mengatasi konflik antar suku, dan mengambil keputusan bersama.