Pasca Teror Mumbai, Pakistan-India Akhirnya Bertemu
25 Februari 2010Selama ini hubungan buruk kedua negara itu bukan hanya memperkeruh situasi politik kawasan, namun juga bagi Amerika Serikat dan Eropa. Oleh sebab itu dari pertemuan ini diharapkan akan menjadi kunci bagi perdamaian di Afghanistan. Sebab situasi di Afghanistan yang terus didera konflik, tidak kurang dipengaruhi pula oleh politik India dan Pakistan.
Serangan teror Mumbai sudah lebih dari setahun lewat, namun insiden itu tidak akan lekang selamanya dari ingatan masyarakat India. Seorang warga India mengungkapkan perasaannya: „Semoga Tuhan menghindarkan agar malam naas itu tidak terjadi lagi. Bila saya sedang sendirian, saya sering teringat kembali. Kemudian saya jadi tidak bisa tertidur, begitu besar rasa takut saya.“
Ia adalah seorang penjaja teh di Mumbai, yang nyaris menjadi korban serangan teror. Sebuah teror yang sebelumnya dirancang di Pakistan. Sejak itu, hubungan India dan Pakistan yang sudah keruh oleh persoalan-persoalan lain, semakin membeku. Tidak ada yang dapat memperkirakan bahwa kemudian hubungan itu bakal mencair kembali. Toh, kini untuk pertama kalinya India mengundang Pakistan untuk berdialog.
Menteri luar negeri Pakistan, Mahmud Qureshi menanggapi: „saya rasa pertemuan ini perkembangan yang positif. Pakistan selalu ingin berhubungan kembali dengan India. Proses dialog bilateral yang komperhensif ini merupakan proses yang sangat bermanfaat.“
India memandang teror Mumbai sebagai usaha yang dilakukan musuh bebuyutan. Sebab beberapa tahun sebelumnya seorang jendral Pakistan pernah berujar akan melumpuhkan negara tentangganya ini dengan ribuan serangan kecil yang penuh berlumuran darah. Atau minimal tidak melakukan sesuatu untuk memerangi terorisme lintas perbatasan. Tidak mengherankan bila menteri luar negeri India Nirupama Rao, terutama ingin membahas tema itu dengan Pakistan: „Sangat penting bagi kami untuk memfokuskan tema terorisme dalam dialog ini. Kami akan bertindak pelan-pelan dan penuh kehati-hatian.“
Namun Pakistan, lebih suka untuk membicarakan hal lainnya. Misalnya sengketa Kashmir. Mungkin juga tema lain seperti yang selama ini diperhatikan seksama oleh Amerika Serikat dan Eropa, apalagi kalau bukan: isu Afghanistan. Sejak negara-negara barat menemukan pemecahan baru untuk melakukan perundingan dengan kelompok Taliban, untuk mencari solusi damai, Pakistan mencium peluang besar: yakni bertindak sebagai mediator sekaligus dapat membela kepentingannya di Afghanistan. Namun India merasa sangat cemas dan menentang perundingan damai dengan Taliban. Pengamat masalah keamanan yang dekat dengan kalangan pejabat pemerintah Pakistan Shaheen Akhtar berujar tawaran dialog India bukan datang secara kebetulan: „India memiliki kepentingan sendiri dan juga kecemasan bahwa mereka harus bekerjasama dengan Pakistan di Afghanistan. Amerika Serikat semakin mendekatkan diri ke Pakistan, untuk memperoleh dukungan di Afghanistan.“
India dan Pakistan tidak akan melakukan dialog tingkat tinggi. Namun paling tidak sudah ada perundingan kembali kedua pihak. Dan bila hasil pertemuan kali ini ditindaklanjuti dalam perundingan berikutnya di masa mendatang, sudah dapat dikatakan bahwa pertemuan ini merupakan kesuksesan besar.
Kai Küstner / Ayu Purwaningsih
Edtitor: Agus Setiawan