Pelaku Bom Boston Diajukan ke Pengadilan Sipil
23 April 2013Gedung Putih menyatakan, tersangka pelaku bom Boston yang tertangkap akan diadili melalui sistem pengadilan kriminal. Ia digugat telah menggunakan senjata perusak massal dan akan digugat dengan hukum federal. Jika terbukti bersalah, ia bisa diancam hukuman mati.
Juru bicara Gedung Putih menerangkan, Dzhokhar Tsarnaev tidak akan diperlakukan sebagai kombatan musuh. Sebelumnya, beberapa anggota kongres menuntut agar pelaku serangan bom diperlakukan sebagai kombatan dan diajukan ke pengadilan militer.
”Dia tidak akan diperlakukan sebagai kombatan musuh”, kata jurubicara Gedung Putih Jay Carney. ”Dia akan diadili melalui sistem pengadilan sipil. Di bawah hukum Amerika Serikat, seorang warga AS tidak bisa diadili di komisi militer”.
Gugatan terhadap Tsarnaev diajukan ketika ia masih dirawat di rumah sakit. Ia ditangkap setelah terlibat tembak-menembak dan menyembunyikan diri dalam perahu motor di belakang rumah seorang warga Boston. Penduduk Boston itu lalu menelpon polisi.
Masih Dirawat
Dzhokhar Tsarnaev yang berusia 19 tahun masih dirawat di rumah sakit. Ia menderita luka parah di bagian kerongkongan. Polisi menduga ia mencoba melakukan bunuh diri saat akan ditangkap dan menembak mulutnya sendiri. Polisi berkomunikasi dengan tersangka lewat tulisan. Dalam pernyataan pertama, Tsarnaev mengaku kakaknya menjadi pelaku pemboman di Boston.
Kakaknya, Tamerlan Tsarnaev yang berusia 26 tahun tewas dalam tembak-menembak dengan polisi. Banyak pihak menduga, Dzhokar Tsarnaev sangat dipengaruhi oleh kakaknya yang tampaknya punya hubungan dengan jaringan militan di Dagestan atau Cehnya.
Kakak beradik Tsarnaev berasal dari Cehnya. Orang tuanya pindah ke Dagestan tahun 2001. Dzhokhar dan Tamerlan kemudian pindah ke Amerika Serikat. Dzhokhar sudah mendapat kewarganegaraan AS tahun 2012. Sedangkan permohonan Tamerlan menjadi warganegara AS ditolak, karena ia masih diselidiki oleh dinas rahasia FBI.
Mengenang Para Korban
Warga Boston hari Senin (22/04) melakukan pengheningan cipta untuk mengenang para korban bom marathon.
Gubernur Massachusetts Deval Patrick memohon warga menghentikan sejenak kegiatan mereka pukul 14:50 waktu setempat. Inilah waktu ledakan bom pertama dekat garis finish.
Keluarga dan sahabat korban yang tewas, Krystle Campbell, berkumpul di kota Medford. Ratusan penduduk menghadiri acara pemakaman pegawai restoran berusia 29 tahun itu.
Sebuah acara perkabungan juga digelar untuk mengenang Lu Lingzi, mahasiswa asal Cina yang juga tewas dalam pemboman. Lu Lingzi adalah mahasiswa Universitas Boston.
HP/AB (afp, dpa, rtr)