Penguasa Qatar dan Krisis Diplomatik Timur Tengah
Qatar dipimpin oleh dinasti keluarga al Thani yang ingin mengambil posisi independen dari pengaruh Arab Saudi.
Dinasti kepemimpinan
Emir Qatar Sheikh Hamad bin Khalifa al Thani (kanan) dan Putera Mahkota Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani (kiri) menyaksikan turnamen sepakbola di Qatar, Mei 2013.
Kunjungan diplomasi
Putera Mahkota Qatar Tamim bin Hamad al Thani ketika berkunjung ke Polandia, Mei 2017.
Terpilih sebagai penyelenggara FIFA World Cup 2022
Meski mengundang banyak kritik, Qatar dalam rapat di Swiss tahun 2010 akhirnya dipilih FIFA menjadi penyelenggara kejuaraan sepakbola World Cup tahun 2022. Sheikh Hamad bin Khalifa al Thani dengan bangga mengusung Piala Dunia disamping Presiden FIFA saat itu, Joseph S. Blatter.
Mengambil Posisi Netral
Pertemuan antara Thamim Hamad al Thani dan Salman dari Arab Saudi di Riyadh, Februari 2015. Dalam konflik antara kalangan Islam Sunni dan Syiah, yang terutama diwakili dua negara besar Arab Saudi dan Iran, Qatar mengambil posisi netral. Hal ini sering menggusarkan Arab Saudi, yang menuduh Qatar mendukung dan mendanai organisasi teroris.
Politik luar negeri bebas dan aktif
Selama ini Qatar bersikap terbuka kepada semua pihak dan membuka pintu, baik bagi diplomat barat maupun perwakilan Taliban dan kelompok-kelompok militan seperti Hamas dan Ikhwanul Muslimin.
Konferensi Gulf Cooperation Council (GCC)
Dewan Kerjasama Teluk GCC menjadi wadah konsultasi bagi politik dan diplomasi negara-negara di kawasan itu, Anggotanya antara lain Uni Emirat Arab, Bahrain, Kuwait dan Arab Saudi.
Kerjasama militer dengan Amerika Serikat
Pertemuan antara Putra Mahkota Qatar Tamim bin Hamad al Thani dengan Presiden baru AS Donald Trump di Riyadh, Mei 2017. Qatar menjadi lokasi pangkalan udara AS yang terbesar di Timur Tengah dengan lebih 10 ribu serdadu.