1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pers Puji Pemilih India Berani

17 April 2009

India melewati hari pertama pemilu. Walau cuaca panas dan pemberontak Maois mengancam, jutaan orang tetap datang memberikan suara.

https://p.dw.com/p/HYyf
Foto: AP

Koran-koran India memuji keberanian jutaan pemilih untuk mendatangi tempat pemilihan suara, Kamis (16/04). TPS lebih kuat daripada peluru, tulis koran Times of India di halaman pertama. Baik terik musim panas maupun letusan senjata ekstrimis tak bisa menjauhkan pemilih dari bilik suara.

Hindustan Times mencatat, sekitar 50 persen pemilih memberikan suara, di negara-negara bagian dimana pemberontak Maois mengancam akan menyerang TPS. Koran itu menulis, angka tersebut menunjukkan, rakyat masih lebih percaya pada demokrasi Inida yang cacat daripada peraturan ala Naxal yang mengandalkan senjata. Naxal adalah sebutan di India bagi Maois.

Pemberontak Maois mengklaim mengangkat senjata bagi para petani yang tak punya tanah dan kelompok etnis yang terpinggirkan. Mereka beroperasi di 13 dari 29 negara bagian India. Sejak awal Maois menyerukan boikot pemilu dan menyerang berbagai instalasi pemerintahan dalam pelaksanaan pemilu lima tahap.

Serangan sporadis Maois di sejumlah negara bagian di wilayah timur, Kamis (16/04) menewaskan sedikitnya 19 orang, termasuk sepuluh tentara paramiliter dan lima petugas pemilu. Seorang polisi di Jharkhand menerangkan, "Paramiliter sedang berpatroli mengamankan lokasi agar pemilu bisa berlangsung di sana. Lalu mereka ingin kembali ke kamp dan meminta bis untuk menjemput. Itulah mungkin kesalahan taktisnya. Naxalitan menghadang mereka dan meledakkan ranjau.“

Di distrik Dantewada, pemberontak melepaskan tembakan segera setelah pemilu dibuka, memicu kepanikan dan menyebabkan para pemilih lari. Maois juga dilaporkan memblokade jalan, menghalangi akses menuju TPS dan merampas mesin penghitung suara.

Di tempat lain pemilu berlangsung tenang. Para pemilih berdiri dengan sabar dalam antrian di depan bilik suara, sambil memegang kartu identitas dilengkapi foto. Pemberian suara dilakukan secara elektronis, dengan menekan kenop.

Pemilihan legislatif di India dilakukan dalam lima hari yang terpisah dan berakhir 13 Mei. Hasil pemilu akan diumumkan tiga hari setelahnya. Tidak ada partai yang diperkirakan menang mutlak, tidak juga dua partai terbesar, BJP dan rivalnya Partai Kongres.

Sementara itu para calon anggota legislatif yang bertarung dalam pemilu meminta pengamanan diperketat karena kuatir dilempari sepatu oleh pemilih yang kesal. Insiden terbaru dialami Lal Khrisna Advani, calon PM dari BJP dalam rapat pemilu, Kamis kemarin. Sandal yang dilempar seorang petugas partai itu tidak mengenai sasaran tapi cukup sebagai alasan bagi pihak berwenang untuk menambah pengamanan.

Politisi India meminta para petugas partai untuk melepaskan sepatu dalam rapat dan mengingatkan polisi mewaspadai semua yang hadir, termasuk wartawan dalam konferensi pers.

Pekan lalu, seorang jurnalis Sikh melempar sepatu ke Menteri Dalam Negeri India karena marah terhadap jawaban sang mentri atas pertanyaan tentang kerusuhan 1984 dimana ratusan warga Sikh tewas. Tiga hari kemudian seorang pensiunan guru melempar sepatu ke seorang anggota parlemen dari Partai Konggres, dalam rapat umum pemilu. Pihak berwenang di negara bagian Gujarat memasang jaring pengaman untuk menghindari insiden serupa.

(RP/rtr/afp/dpa)