Pertemuan Kanselir Jerman dengan Raja Yordania di Berlin
15 November 2007Untuk ketiga kalinya dalam kurun waktu setahun, Kanselir Jerman Angela Merkel bertemu dengan Raja Yordania, Abdullah II. Pertemuan yang dilaksanakan pada tahun di mana ketegangan di Timur Tengah bukannya berkurang, tetapi semakin meningkat. Konflik berdarah antara kelompok Fatah dan Hamas membuat keadaan menjadi semakin rumit. Beberapa bulan yang lalu kelompok Hamas mengambil alih kekuasaan di Jalur Gaza. Raja Yordania kini mengharapkan bahwa Konferensi Timur Tengah yang akan diselenggarakan di Annapolis, Amerika Serikat akhir November ini, dapat mengupayakan penyelesaian konflik di wilayah itu.:
„Kami harap, konferensi di Annapolis membuka pintu bagi perdamaian dan stabilitas antara Israel dan Palestina serta untuk seluruh wilayah.“
Dalam perundingan di Annapolis, pihak Palestina akan dipimpin oleh Presiden Mahmoud Abbas. Kelompok Fatah dari Mahmoud Abbas menguasai Tepi Barat, tetapi tidak punya kekuatan di Jalur Gaza. Namun perpecahan di Palestina tidak merupakan alasan bagi Kanselir Jerman untuk bersikap pesimis menghadapi Konferensi Timur Tengah itu. Angela Merkel:
„Saya kira bahwa stabilisasi di Tepi Barat dan juga kemajuan ekonomi akan membawa dampak di Jalur Gaza. Dan saya pikir, stabilisasi di Tepi Barat dan yang juga berarti keberhasilan Presiden Abbas dan Perdana Menteri Fayyad, memainkan peranan yang terpenting, juga bagi hubungan dengan Israel. Oleh sebab itu tentu ada gunanya untuk pertama-tama mengupayakan kemajuan di sebuah kawasan di Tepi Barat.“
Selain soal konflik Timur Tengah, hubungan ekonomi antara Jerman dan Yordania tercantum dalam agenda pembicaraan antara Kanselir Jerman dan Raja Yordania di Berlin. Kemitraan ekonomi antara kedua negara memang tidak sebaik hubungan politiknya. Kanselir Jerman Angela Merkel:
„Saya setuju dengan anda. Hubungan dalam sektor ekonomi masih punya potensi besar untuk dikembangkan.“
Hingga kini hanya sedikit perusahaan Jerman yang menanam modal di Yordania. Raja Abdullah sekarang ingin meningkatkannya. Sebelum kunjungannya di Berlin, Raja Abdullah menghadiri Konferensi Ekonomi Luar Negeri di Bremen:
„Kami sangat meminati energi terbarukan, misalnya energi angin. Perusahaan Jerman memimpin dalam sektor ini. Oleh karena itu kami mengharapkan dapat melaksanakan kemitraan pada tahun 2008. Kami juga merealisasikan projek penyediaan air dan infrastruktur, juga projek jalur kereta api. Kami sekarang menjalin kontak dengan perusahaan Jerman. Tahun depan kami harap dapat mulai membuka halaman baru dalam kemitraan ekonomi antara Yordania dan Jerman.“