PM Turki Kecam Presiden Suriah
27 September 2011Sebuah foto terpampang di media, yang tampak dua pria. PM Turki Recep Tayyip Erdogan sedang tersenyum, dan Presiden Suriah Bashar al Assad tampak senang. Keduanya berjabat tangan dengan hangat, seperti biasanya antar dua sahabat. Foto dari pertemuan di Damaskus itu dibuat baru sekitar sembilan bulan lalu. Sekarang persahabatan antara Erdogan dan Assad rusak. Sejak sekian bulan lalu, pemerintah Turki beberapa kali menuntut pemerintah Suriah untuk menghentikan kekerasan di negaranya, dan memulai reformasi yang sesungguhnya. Tidak ada gunanya.
Kecaman terhadap Assad
Akhir pekan lalu (24 dan 25/09) perdana menteri Turki mulai mengambil ancang-ancang untuk menyerang presiden Suriah secara terbuka. Dalam penerbangan kembali dari Sidang Umum PBB di New York, Erdogan mengatakan kepada reporter yang menyertainya, Assad terus membohonginya. PM Turki itu mengatakan, ia bertanya berapa jumlah tahanan politik di Suriah. Assad mengatakan 83. Dari sejumlah sumber lain, Erdogan mendapat informasi, jumlahnya ternyata ribuan.
Assad mengatakan kepada Erdogan, telah mencabut status keadaan darurat. Tetapi perkataan itu juga tidak benar. "Ia katanya hendak mengijinkan berdirinya partai-partai politik, itu juga tidak terjadi," demikian Erdogan seraya menambahkan, Assad sudah menjanjikan itu tahun lalu. Di pers Turki, pernyataan Erdogan disebarluaskan Senin kemarin (26/09). Laporan pers menimbulkan dugaan, perdana menteri Turki itu tidak hanya kesal, melainkan juga tersinggung secara pribadi.
Ketika tiba di tanah air, Erdogan menjamin, pemerintahnya akan mengambil semua tindakan untuk mencegah penyelundupan senjata ke Suriah. Erdogan mengatakan, "Saya jamin, baik lewat laut, udara maupun darat, Turki akan menghentikan dan menyita pasokan senjata ke Suriah.“
Hentikan Penyaluran Senjata
Sejak awal tahun ini, pemerintah Turki menghentikan sejumlah transpor senjata yang diperuntukkan bagi militer Suriah. Beberapa hari lalu, penjaga pantai Turki menghentikan kapal yang membawa senjata ke Suriah.
Beberapa pekan lalu, pemerintah di Ankara untuk pertama kalinya menekankan, perlawanan di Suriah tidak mereka pandang lagi sebagai masalah dalam negeri negara tetangga. Turki juga terkait masalah itu. Turki dan Suriah dibatasi perbatasan yang panjangnya sekitar 850 km. Negara tetangga lain tidak berbatasan sepanjang itu dengan Turki. Lagipula, di provinsi Hatay, Turki selatan, berdiri sejumlah daerah perkemahan pengungsi. Ribuan warga suriah yang melarikan diri akibat kekerasan di negaranya ditampung di sana.
Erdogan kini mengumumkan, akan berkunjung ke tempat penampunyan itu beberapa hari mendatang. Banyak komentator politik Turki memperkirakan, jika bertemu dengan pengungsi Suriah, Erdogan akan sekali lagi memberikan pernyataan tajam terhadap bekas sahabatnya, Bashar al Assad.
Steffen Wurzel / Marjory Linardy
Editor: Luky Setyarini