Radio Online Harapan Suriah
1 Agustus 2013Sekelompok peretas sempat menyusup ke bank data internal Baladna FM. Mereka menghapus seluruh arsip musik dan laporan. "Kami harus mulai lagi dari awal," kata Monis Bukhari (35), sang pendiri radio.
Kini Baladna FM beroperasi menggunakan server yang langsung menyalin laporan yang sudah selesai ke cakram keras lain. Setiap ada serangan lagi - yang terjadi setiap hari - staf radio dapat mengandalkan salinan.
Bukhari tinggal bersama istri dan anak perempuannya yang berusia 6 tahun di Amman, Yordania. Disinilah markas Baladna FM, tempat Bukhari mengkoordinasikan kerjaan bagi sekitar 100 reporter sukarelawan di Suriah, Amman dan Amsterdam. Namun hanya para reporter di Suriah yang kerap berkendara lebih dari 100 km untuk memasukkan laporan karena internet dan listrik yang kerap mati.
Menyoroti kehidupan individu
Baladna, yang berarti "negara kami," fokus pada kisah kehidupan sehari-hari di negara yang perlahan menuju perang sipil tak berkesudahan. Bagaimana warga di Damaskus, Aleppo dan Homs dapat bertahan hidup - itulah pertanyaan yang hendak dijawab Bukhari dan para koleganya.
Situasi di Suriah tetap menyedihkan; menurut PBB, hampir 7 juta orang - hampir separuhnya anak-anak - bergantung pada bantuan kemanusiaan. Listrik mati biasa terjadi. "Kami tak perlu bilang ke pendengar kalau mereka berada di tengah perang, mereka sudah tahu," jelas Bukhari.
Baladna FM melaporkan beragam topik, termasuk cara mengatasi trauma emosional dan nasehat membesarkan anak. Hak asasi perempuan menjadi sorotan: salah seorang reporter Baladna FM secara anonim rutin menulis pengalamannya dengan diskriminasi dalam rumah tangga.
Kenangan hidup yang damai
Menjadi reporter Baladna FM bukan kerjaan mudah. Beberapa diantara mereka sudah ditangkap. Satu orang dibunuh, dan Bukhari yakin pekerjaannya untuk Baladna FM sebagai motif pembunuhan.
"Itu hari yang buruk bagi kami," ungkapnya. "Tapi kami yakin akan proyek ini. Kami menyuarakan publik Suriah yang ingin kekerasan berakhir."
Pendengar dapat mengakses siaran melalui situs atau layanan seperti Soundcloud atau VosCast. Namun pemerintah Suriah memblokir siaran, sehingga pengguna harus menggunakan trik untuk mendengarkan Baladna FM.
Target para peretas pro-Assad
Kesuksesan Baladna FM mengundang musuh. Sebuah kelompok pendukung rezim Presiden Bashar al-Assad bernama Tentara Elektronik Suriah (SEA) tampaknya berada di balik serangan peretas. Tujuannya: membungkam suporter oposisi di internet.
Inisiatif OpenNet memperkirakan lebih dari 10.000 peretas tergabung dalam kelompok ini. Harian International Herald Tribune melaporkan sejumlah serangan SEA terlacak berasal dari sebuah server di Russia.
Kelompok ini tidak asing bagi Bukhari. Tahun 2011 ia mengungsi dari Suriah karena rezim menudingnya sebagai mata-mata Barat. Saat itu Bukhari bekerja sebagai juru foto bagi publikasi seperti harian Los Angeles Times. Para peretas menonaktifkan situs pribadi dan akun Facebook Bukhari.