Raja Menara dari Jerman
Arsitek Jerman Ole Scheeren ibaratnya bintang melejit di dunia arsitektur. Ia tinggal di Cina, di mana ia mendesain bangunan yang berhasil memenangkan penghargaan sekaligus kontroversial.
Pencakar Langit Mengagumkan
Menara CCTV di Beijing menjadi kantor pusat televisi nasional Cina. Bangunan berlantai 44 itu terdiri dari dua menara yang dihubungkan di bagian atasnya. Tahun lalu bangunan itu dapat gelar "Skyscaper of the Year" (pencakar langit dunia). Ole Scheeren jadi arstitek bangunan dari kaca dan baja itu.
Arsitek Sukses Yang Dikritik
Scheeren, 43, berkuliah di London dan awalnya bekerja bagi arsitek kenamaan Rem Koolhaas, ketika berusia 20-an. Sekarang ia punya "kekaisaran" arsitektur sendiri. Scheeren terutama hidup dan merancang bangunan di Cina. Oleh sebab itu banyak mendapat kritik, karena dianggap merancang bangunan untuk rezim yang secara moral kontroversial.
Monumen Perubahan
Scheeren nilai bangunan rancangannya monumen tanda perubahan, mewakili Cina yang buka diri secara perlahan ke Barat. Fasade dari kaca pada CCTV tower, misalnya, dimaksudkan sebagai simbol transparansi. Gedung media terbesar dunia itu bisa menampung 14.000 pekerja, dan tawarkan tur bagi pengunjung. Bagi Scheeren, bagian yang hubungkan kedua menara jadi tanda kesediaan Cina untuk mengadakan dialog.
Menggapai Langit Ibarat Patung
Karya Scheeren bergaya minimalis. Di ibukota Malaysia, Kuala Lumpur, ia membangun pencakar langit baru, Angkasa Raya, tepat di sebelah gedung terkenal Petronas Towers. Bangunan yang berisi kantor dan hotel itu dimaksudkan untuk tampak seperti patung yang menggapai langit. Gedung ini rencananya selesai 2016.
Arsitektur Sebagai Cermin
"Arsitek yang baik selalu berhasil mencerminkan lingkungan," kata Scheeren. Oleh sebab itu di beberapa lantai pada pencakar langit Angkasa Raya akan ada taman tropis, yang mengacu pada vegetasi Malaysia. Di samping bar-bar mewah, ada sebuah ruang sembayang. Itu jadi refleksi negara, di mana warga Malaysia hidup bersama warga minoritas Cina dan India.
Bangunan Tertinggi Bangkok
Menara kaca di Thailand ini rencananya akan selesai 2016. Gedung Maha Nakhon akan memiliki 77 lantai, dan akan jadi gedung tertinggi di Bangkok. Scheeren menginterpretasi ulang metode perancangan pencakar langit yang umum sekarang, dan ia membuat beberapa bagian tampak seolah telah digerogoti. Tujuannya adalah membuat penampilan dinamis, sementara tetap membuatnya tahan gempa bumi.
Tanpa Bobot, bagi Yang Kaya
Maha Nakhon akan jadi kompleks apartemen raksasa. Apartemen-apartemen tampak tidak tersusun simetris, sehingga menimbulkan kesan tidak berbobot. Sedangkan di dalam bangunan, orang akan merasa seperti melayang di atas Bangkok. Dengan menerima proyek kompleks tinggal mewah ini, Scheeren dikritik sebagai "penyedia layanan bagi orang kaya."
Tempat Tinggal Utopis
Proyek Interlace adalah kompleks tempat tinggal raksasa bagi orang yang kurang beruang, di pinggiran Singapura. Scheeren mengambil alih 31 blok apartemen dan mengatur ulang ibaratnya blok-blok lego, hingga menjadi desain tempat tinggal baru. Di sini ia merealisasikan utopia sosial, yakni tempat tinggal berharga terjangkau di salah satu daerah tempat berdiam paling mahal di dunia.
Terlalu Banyak Transparansi
Karir Scheeren biasanya arahnya hanya ke atas. Satu-satunya kegagalannya sampai sekarang adalah bangunan toko buku di Beijing. Ia sebenarnya harus buat toko buku terbesar di dunia, di areal sebesar 15 lapangan sepak bola. Fasadenya rencananya akan dibuat dari blok-blok kaca yang sekaligus menjadi rak buku. Tapi penguasa Cina tidak suka transparansi sebanyak itu, dan menghentikan proyek tersebut.