Ribuan Warga Kawasan Kaukasus Mengungsi
12 Agustus 2008Hari ini (12/8) di lembah Kodori pasukan Abkhazia mulai menyerang sasaran-sasaran Georgia. Abkhazia secara administratif masih dibawah kekuasaan pemerintahan Georgia. Sergei Shamba, Menteri Luar Negeri Republik Abkhazia yang tidak diakui itu, menuturkan:
"Semuanya berjalan sesuai rencana, demikian berita-berita pertama yang kami peroleh. Situasinya sulit. Kami berharap, aksi ini berjalan sukses."
Tentara Rusia dan Abkhazia hari Senin kemarin (11/8) berhasil mengepung 1.500 tentara Geogria di lembah Kodori dan melontarkan ultimatum. Jika tentara Georgia tidak menyerahkan senjatanya, maka akan dilakukan "serangan pemusnahan". Nampaknya jumlah korban mati dan luka-luka bakal meningkat terus.
Demikian juga dari ibukota Ossetia Selatan, Tskhinvali, dilaporkan pagi ini (12/8) terjadi baku-tembak. Warga, yang masih berada di kota tersebut, memaparkan kejamnya serangan Georgia terhadap masyarakat sipil:
"Di desa Senauri mereka membakar 50 orang hidup-hidup. Sebuah tank melindas seorang ibu-ibu tua dan dua anak kecil."
Warga yang berhasil melarikan diri ke kamp pengungsian Rusia di Ossetia Utara nampak begitu putus asa dan ketakutan. Mereka menceritakan kekejaman Georgia kepada Menteri Luar Negeri Perancis Bernard Kouchner dan rekan sejabatannya dari Finlandia, Alexander Stubb, yang tiba di sana. Seorang perempuan tua tak enggan megutarakan kebenciannya:
"Saakashvili adalah Saddam Hussein kedua. Ia seharusnya ditembak mati. Ini merupakan percobaan kedua untuk memusnahkan rakyat Ossetia. Anak-anak kami dibunuh."
Sementara kalangan politisi nampak terkejut, ketika dikatakan bahwa seditiknya 40.000 orang mengungsi. Mereka adalah warga Ossetia Selatan, Abkhazia, namun banyak juga warga Georgia. Berapa hari ini Rusia membom sejumlah sasaran di berbagai kota di Georgia. Ketika pasukan Rusia Senin malam kemarin (11/8) berhasil menyusup ke kawasan Georgia, warga setempat panik. Namun sejak itu Rusia telah menarik kembali tentaranya.
Pekan lalu Dewan Keamanan PBB tidak mencapai kesepakatan. Duta Rusia di PBB, VItaly Churkin menyesali, yang dibahas oleh Dewan Keamanan hanya seputar gencatan senjata:
"Tidak disinggung sama sekali, bahwa Georgia seharusnya menandatangani pernyataan tidak akan menggunakan kekerasan terhadap Ossetia Selatan dan Abkhazia."
Georgia pun terlihat kecewa atas kesepakatan yang tidak dicapai oleh Dewan Keamanan. (an)