1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KonflikRusia

Rusia Kembali Serang Ukraina dengan Drone dan Rudal

7 Oktober 2024

Rusia kembali menyerang Ukraina dengan 87 drone dan empat jenis rudal. Serangan ini terjadi sehari setelah Presiden Ukraina Zelenskyy mengatakan ia akan mempresentasikan "rencana kemenangannya” pada pertemuan Jerman.

https://p.dw.com/p/4lToZ
Sebuah kapal kargo yang rusak akibat serangan rudal Rusia, di pelabuhan laut Pivdennyi, di wilayah Odessa (07/10/24)
Sebuah kapal kargo yang rusak akibat serangan rudal Rusia, di pelabuhan laut Pivdennyi, di wilayah Odessa (07/10/24)Foto: Ministry for Communities and Territories Development of Ukraine via REUTERS

Minggu (6/10), Rusia kembali menyerang Ukraina dengan 87 pesawat tak berawak Shahed dan empat jenis rudal. Melansir AP, Gubernur Oleh Syniehubov menyatakan bahwa seorang pria berusia 49 tahun dilaporkan tewas di wilayah Kharkiv setelah mobilnya dihantam pesawat tak berawak. Para pejabat melaporkan, sebuah pipa gas juga rusak dan sebuah gudang terbakar di kota Odesa.  

Angkatan udara Ukraina mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pertahanan udara telah menghancurkan 56 dari 87 drone dan dua rudal di atas 14 wilayah Ukraina, termasuk ibu kota Kyiv.  

Sebanyak 25 drone lainnya menghilang dari radar "mungkin sebagai kesuksesan dari pertahanan rudal anti-pesawat,” kata pernyataan itu.  

Serangan ini terjadi sehari setelah Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan bahwa ia akan mempresentasikan "rencana kemenangannya” pada pertemuan 12 Oktober di Ramstein, Jerman, dengan kelompok negara pemasok senjata bagi Ukraina.  

Kamala sebut jika jadi presiden, tak ada perundingan dengan Putin tanpa kehadiran Ukraina 

Senin (7/10), calon Presiden AS dari Partai Demokrat, Kamala Harris, mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa jika terpilih sebagai presiden, ia tidak akan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk melakukan perundingan perdamaian jika Ukraina tidak diikutsertakan. 

“Tidak secara bilateral tanpa Ukraina, tidak. Ukraina harus memiliki suara untuk masa depan Ukraina,” ujar wakil presiden AS tersebut dalam program ‘60 Minutes’ di CBS ketika ditanya apakah ia akan bertemu empat mata dengan pemimpin Rusia tersebut untuk merundingkan akhir dari perang. 

Pemerintahan Presiden Joe Biden sebelumnya telah menolak pembicaraan dengan Putin. Harris juga mengulangi kritiknya terhadap kebijakan saingannya dari Partai Republik, Donald Trump, di Ukraina, dan menggambarkannya sebagai “menyerah” pada invasi yang dilancarkan Moskow pada Februari 2022. 

Trump sebelumnya telah mengkritik bantuan militer dan keuangan besar-besaran dari Washington untuk Ukraina dan bersikeras bahwa ia dapat dengan cepat mencapai kesepakatan damai dengan Putin. 

“Donald Trump, jika ia menjadi presiden, Putin akan duduk di Kyiv sekarang. Dia berbicara tentang, 'Oh, dia bisa mengakhirinya pada hari pertama. Anda tahu apa itu? Ini tentang menyerah,” katanya. 

Melansir AFP, Kyiv disebut khawatir kesepakatan semacam itu akan melibatkan penyerahan wilayah di Ukraina timur yang telah direbut Rusia sejak invasi. 

Sementara itu, Harris mengatakan bahwa dia akan menangani tawaran Ukraina untuk bergabung dengan aliansi militer NATO “jika dan ketika sampai pada titik itu.” 

Presiden Rusia Putin dalam pertemuan Dewan Keamanan Rusia tentang pencegahan nuklir di Kremlin.
Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara dalam pertemuan Dewan Keamanan tentang pencegahan nuklir di Kremlin pada 25 September 2024.Foto: Aleksei Nikolsky/Pool Sputnik Kremlin/AP/dpa/picture alliance

Ribuan warga sipil tewas dalam perang Rusia-Ukraina  

Putin, yang memerintahkan invasi Ukraina pada 2022, menang telak dalam pemilihan umum pada Maret lalu. Jika bisa menyelesaikan masa jabatannya yang baru selama enam tahun, Putin akan menjadi pemimpin terlama di Rusia - dalam kurun 200 tahun sejak Tsar dan permaisurinya memerintah negara itu.  

Melansir Reuters, kemenangan Putin dalam pemilu semakin memperkuat kekuasaannya, dan dianggap akan menunjukkan bahwa Moskow telah bertindak dengan tepat dengan melawan Barat dan mengirim pasukannya ke Ukraina.  

Barat menganggap Putin sebagai seorang otokrat dan pembunuh. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pun menyebut pemungutan suara pada bulan Maret itu tidak sah.  

Putin menggambarkan perang di Ukraina sebagai bagian dari pertempuran selama berabad-abad dengan Barat yang menurutnya telah mempermalukan Rusia setelah Perang Dingin dengan melanggar batas pengaruh Moskow.  

Konflik antara Rusia dan Ukraina ini telah menewaskan ribuan warga sipil, sebagian besar dari mereka adalah warga Ukraina. Selain itu, konflik ini telah mengubah kota-kota menjadi puing-puing dan membuat jutaan orang mengungsi.  

Serangan yang kembali dilakukan Rusia ke Ukraina pada Minggu (6/10) berlangsung sehari sebelum ulang tahun Putin. Pemimpin tertinggi Rusia selama hampir seperempat abad itu mendapat ucapan selamat dari berbagai pihak, termasuk para pendukung dan pengkritiknya.  

Serangan yang kembali dilakukan Rusia ke Ukraina pada Minggu (6/10) berlangsung sehari sebelum ulang tahun Putin. Pemimpin tertinggi Rusia selama hampir seperempat abad itu mendapat ucapan selamat dari berbagai pihak, termasuk para pendukung dan pengkritiknya.  

mel/yf (AP, AFP, Reuters)  

Atikel ini diaktualisasi pada Selasa, 08.10.24