Rusun ‘Peti Mati’ Lambang Ketimpangan Sosial di Hong Kong
Lebih dari 200.000 orang di Hong Kong hidup di rusun sempit dan tidak manusiawi. Undang-undang baru akan tetapkan standar minimum ruang hidup dan keamanan guna mengatasi kesenjangan ekstrem sektor perumahan.
Satu apartemen dihuni 4 keluarga
Ruang hidup di kota metropolitan keuangan Asia, Hong Kong, memang dikenal sangat sempit karena harga real estat yang sangat tinggi. Satu toilet dan dapur digunakan bersama oleh empat keluarga menjadi tantangan tersendiri.
Satu dapur untuk bersama
Xiao Bo, 60, tinggal di sebuah apartemen mini di salah satu dari sekian banyak gedung tinggi di Hong Kong. Ia menyiapkan pangsit buatan sendiri di dapur umum kecil yang digunakan bersama oleh empat keluarga.
Biaya sewa apartemen layak tidak terjangkau
"Tempat ini sangat sempit; sungguh tidak nyaman untuk ditinggali," kata Xiao Bo, sambil duduk di tempat tidurnya dan memakan pangsitnya di meja lipat di sebuah ruangan kecil. Dia lajang dan telah tinggal dalam kondisi ini selama tiga tahun karena tidak mampu menyewa apartemen yang lebih baik.
Terlalu banyak orang di ruang terbatas
Banyak orang di Hong Kong tinggal di rumah dengan luas rata-rata hanya 6 meter persegi. Hong Kong dinobatkan sebagai kota termahal di dunia selama 14 tahun dan tengah berjuang melawan kesenjangan yang ekstrem. Bulan Oktober 2024, pemerintah mengumumkan standar minimum untuk ruang hidup dan keamanan di apartemen yang dibagi-bagi.
Pengap dan sempit
Beberapa tempat bahkan lebih kecil dari enam meter persegi. Pensiunan pekerja konstruksi berusia 65 tahun Kwok Kwai telah tinggal di rumah peti mati ini selama 15 tahun. Akomodasi kecil ini, yang hanya lebih besar dari satu tempat tidur, biaya sewanya setara dengan sekitar €330 (Rp5,3 juta) per bulan.
Pilih udara atau privasi?
"Tempat ini sangat pengap. Satu atau dua kipas angin tidak cukup. Sungguh tidak tertahankan," kata Kwok Kwai, pensiunan pekerja konstruksi berusia 65 tahun. "Udara tidak bersirkulasi, dan saya tidak bisa buka jendela karena jika dibuka, tikus akan masuk karena letaknya tepat di sebelah saluran pembuangan." Untuk dapat udara segar, ia membiarkan pintu geser kamarnya terbuka, mengorbankan privasi.
Dicap memalukan bagi Hong Kong
Ada banyak apartemen peti mati di wilayah Mong Kok karena jaringan transportasinya yang baik. "Rumah-rumah seperti ini dianggap memalukan bagi Hong Kong," kata Sze Lai-shan, wakil direktur lembaga nonpemerintah Society for Community Organization.
Pemerintah Hong Kong ingin bangun apartemen yang lebih besar
Kota besar ini tampaknya berencana menghapuskan semua apartemen yang dibagi-bagi semacam ini pada tahun 2049. Selain itu, waktu tunggu untuk perumahan sosial, yang saat ini 5 1/2 tahun, akan dikurangi secara signifikan. Kota itu juga ingin melanjutkan pembangunan lebih banyak apartemen bersubsidi.