Selamat Tinggal Gaya Rambut Lockdown: Penata Rambut di Jerman Kembali Buka
Setelah lebih dari satu setengah bulan dalam lockdown, penata rambut di Jerman kini diizinkan untuk melanjutkan bisnis mereka pada tanggal 4 Mei, tetapi tetap harus memenuhi standar kebersihan dan keamanan.
Tetap Potong Rambut Walaupun Harus Jaga Jarak
Penata rambut di Jerman dapat kembali bernafas lega setelah lebih dari sebulan harus menutup salon dan kehilangan penghasilan. Pada 4 Mei, mereka diizinkan untuk membuka salon dan kembali berbisnis. Namun, aturan ketat dan pembatasan jarak tetap diberlakukan.
Wajib Mengenakan Masker Saat Potong Rambut
Salah satu tindakan keamanan terkait penyebaran virus adalah kewajiban mengenakan masker wajah. Penata rambut dan konsumen harus tetap mengenakan masker, sementara jumlah pelanggan dibatasi. Hal ini dilakukan karena aturan pembatasan jarak sosial tetap diterapkan pasca karantina.
Cuci Rambut Terlebih Dahulu
Uniknya, semua pelanggan diwajibkan mencuci rambut terlebih dahulu, agar rambut tidak dalam kondisi kering ketika akan dipotong. Tindakan ini bertujuan untuk memastikan bahwa virus terbunuh. Tapi banyak yang berpendapat suhu air yang digunakan tidak ampuh membunuh virus.
Selamat Tinggal Tutorial DIY
Selama karantina massal, banyak yang dipaksa bertindak lebih kreatif dengan belajar memotong rambut sendiri. Jutaan warga Jerman kini merasa lega karena bisa mengandalkan jasa penata rambut profesional lagi. Saat ini terdapat lebih dari 80.000 toko tata rambut di seluruh negeri yang mencatat omset tahunan mencapai € 7 miliar atau kurang lebih setara dengan Rp. 115 Triliun.
Perempuan di Garis Depan
Menurut Kantor Statistik Federal (Destatis), selama beberapa tahun terakhir lebih banyak perempuan yang bergabung dalam sektor tata rambut daripada laki-laki. Pada tahun 2018 misalnya, ada 7.100 wanita yang bergabung dalam sektor tata rambut, sedangkan hanya 2.500 laki-laki yang bergabung dalam sektor ini.
Upah yang Rendah
Penata rambut menawarkan layanan penting yang hampir tidak bisa dilakukan oleh siapa pun. Tapi mirisnya, layanan dan upah mereka tidak berbanding lurus. Destatis melaporkan sekitar 16% penata rambut di Jerman berpenghasilan tidak lebih dari € 450 atau setara dengan Rp. 7,4 juta per bulan, jauh di bawah rata-rata pendapatan nasional. (ed.: fs/rzn)