Satelit atau Roket ? Rencana Peluncuran Satelit Korea Utara
25 Februari 2009Seandainya Korea Utara sudah menyempurnakan roket jarak jauhnya, maka jarak tembaknya bisa mencapai Kanada atau Alaska. Begitu menurut intelijen Amerika Serikat dan Korea Selatan. Namun tahun 2006, tes baru terhadap roket Taepodong 1, gagal. Roket itu meledak tak selang lama setelah diluncurkan.
Meski begitu kekhawatiran tetap besar. Pengembangan roket Korea Utara dianggap sebagai ancaman besar bagi stabilitas kawasan, bukan saja karena roket yang mungkin akan dites itu secara teknis bisa dipasangi ujung peledak senjata nuklir.
Pengamat Asia, Dr. Markus Tidten dari Lembaga Ilmu Pengetahuan dan Politik SWP mengatakan," Memang dari hubungan lama Korea Utara dengan Uni Soviet dulu, kemudian dengan Rusia, atau bila bekerjasama denga ahli fisika dan nuklir Pakistan, ada kemungkinan Korea Utara memiliki teknologi untuk meluncurkan roket jarak jauh. Hanya kwalitas dari roket itu yang menjadi pertanyaan besar."
Pyongyang sudah beberapa kali menyamarkan tes roket dengan mengaku akan meluncurkan satelit. Tahun 1998, Pyongyang sebenarnya melakukan uji coba roket Taepodong 1 yang ditembakan melewati wilayah Jepang. Kali ini diduga yang akan dites adalah Roket Taepodong 2. Diperkirakan, pada pemilihan parlemen yang dijadwalkan 8 Maret 2009 mendatang.
Korea Utara menyangkal dugaan itu. Pekan lalu ditegaskan, rencana peluncuran itu terkait dengan pengembangan antariksa. Komite Antariksa Korea Utara mengatakan, keberhasilan peluncuran satelit ini merupakan langkah besar dalam tekonologi sains dan antariksa, yang juga akan mempromosi kekuatan ekonomi.
Apapun alasannya, Pyongyang juga sudah berulangkali mengancam akan memusnahkan tetangganya di Selatan. Geram, pemerintah Seoul di Korea Selatan mengancam balik, akan meningkatkan sanksi terhadap Korea Utara, apabila peluncuran itu dilakukan.
Menurut analis senior dari Lembaga Penelitian Pertahanan Korea di Seoul, Tae Woo Kim kekhawatiran Korea Selatan bukan tanpa sebab: "bisa saja yang diluncurkan itu roket, teknologinya serupa dan bentuknya seperti instalasi peluncuran dalam pengembangan teknologi antariksa. Kami tahu, Korea Utara mengalokasikan konsentrasi besar dalam mengembangkan instalasi peluncur roket. Karenanya, kemungkinan besar memang sedang mempersiapkan penembakan roket jarak jauh."
Di tingkat pemerintahan, Menteri Pertahanan Korea Selatan, Lee Sang Hee menyatakan kepada kantor berita Yonhap, bahwa Seoul melihat peluncuran satelit itu sebagai ancaman militer. Karenanya Lee juga menuntut bukti-bukti yang jelas bahwa Pyongyang betul-betul meluncurkan satelit. Menurut Lee, negaranya kini bersiaga untuk menghadapi setiap langkah Korea Utara.
Mendengar berita, Cina mengimbau negara tetangganya untuk menahan diri. Juru bicara Kementrian Luar Negeri Cina, Ma Zhaoxu menyatakan harapannya bahwa pihak-pihak yang terkait berusaha melakukan lebih banyak agar perdamaian dan stabilitas di Korea bisa dijaga. Dalam pernyataannya, Ma Zhaoxu menggunakan ungkapan yang biasa digunakan pemerintah Cina untuk ronde diskusi denam bangsa dengan Korea Utara. Selama ini, Cina bertindak sebagai tuan rumah bagi pembicaraan yang sudah satu tahun tertunda itu. (ek)