1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Serangan Bertubi-tubi Taliban

Leipert, Lydia DW Berlin19 Agustus 2008

Eskalasi kekerasan di Afghanistan meningkat. Setelah serangan Taliban terhadap pangkalan-pangkalan Amerika Serikat, konvoi pasukan Prancis dan Kanada ikut diserang.

https://p.dw.com/p/F16y
Jubir Kementrian Pertahanan Afghanistan Mohammad Zahir Azimi
Jubir Kementrian Pertahanan Afghanistan Mohammad Zahir AzimiFoto: AP

Situasi keamanan di Afghanistan memanas. Sepuluh tentara Prancis terbunuh dan lebih dari 20 lainnya terluka dalam serangan yang dilancarkan Taliban di timur Kabul, hari Selasa (19/08). Sementara serangkaian aksi bom bunuh diri menyerang pasukan Amerika Serikat dan Kanada di lokasi-lokasi lainnya di Afghanistan. Saat diserang, para tentara Prancis itu sedang berpatroli di distrik Saroubi. Sementara juru bicara menteri pertahanan Afghanistan Jendral Zahir Azimi, mengklaim lebih dari 20 milisi Taliban tewas dalam pertempuran, sementara belasan lainnya terluka.

Terbunuhnya para serdadu Prancis itu mendorong Presiden Prancis Nicolas Sarkozy untuk segera terbang ke Afghanistan. Ini merupakan kekalahan terbesar Prancis semenjak Amerika Serikat bersama sekutu ISAF menginvasi negara itu tahun 2001. Dalam pidatonya di Istana Elysee, orang nomor satu di Prancis itu mengungkapkan bahwa Prancis tetap berkomitmen untuk meneruskan misi mengganyang terorisme, untuk menegakkan demokrasi dan kebebasan.

Meningkatnya eskalasi kekerasan di Afghanistan juga mendorong dua anggota parlemen Jerman melawat ke Afghanistan. Yaitu juru bicara fraksi Partai Hijau, Kerstin Müller dan Winfried Nachtwei. Nachtwei mengatakan tindak kekerasan terjadi akibat ketidakpuasan masyarakat terhadap pemerintah karena tidak meratanya pembangunan: „Dalam kunjungan kami jelas terlihat situasi tidak seperti sebelumnya. Betapa pentingnya pendekatan lokal di Afghanistan. Sebab perbedaan mencolok tak hanya diantara wilayah, namun juga antar provinsi, dan juga kawasan lembah. Untuk itu kita harus memiliki kemampuan analisa yang baik.“

Terdapat sekitar 3000 tentara Prancis saat ini di Afghanistan, sebagai bagian dari 50 ribuan tentara ISAF yang sedang menjalankan misi menjaga perdamaian di negara itu. Mereka bertugas di Kabul dan provinsi Kapisa. Dalam beberapa bulan terakhir, eskalasi serangan milisi Taliban ke Kabul semakin tinggi. Sementara itu sedikitnya enam pelaku serangan bom bunuh diri tewas setelah kelompok Taliban menyerang pangkalan Amerika Serikat di tenggara Afghanistan, dekat perbatasan Pakistan. Diantaranya di Kamp Salerno, markas Amerika Serikat di Provinsi Khost, yang menewaskan sedikitnya 10 orang warga sipil dan melukai belasan orang lainnya.

Serangan terhadap konvoi pasukan ISAF lainnya, para serdadu Kanada, dilakukan milisi Taliban Selasa pagi di selatan Provinsi Kandahar. Seorang serdadu Kanada tewas sementara penerjemah Afghanistan ikut terbunuh dalam aksi itu. Sedangkan seorang bocah juga terluka. Pelaku serangan meledakkan dirinya sendiri di jalan utama di Distrik Panjwayee saat para serdadu Kanda sengan mengobrol bersama penduduk lokal, ditemani penerjemah.

Dalam aksinya kelompok Taliban kerap memanfaatkan pelaku bom bunuh diri dan melakukan serangan di tepi jalan untuk menggoyahkan kekuatan pasukan sekutu yang didukung oleh Pemerintah Afghanistan. (ap)