1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Serangan di Xinjiang Menjelang Olimpiade

5 Agustus 2008

Serangan terhadap pos polisi perbatasan di kota Kashgar, di barat laut Cina, hanya empat hari menjelang pembukaan pesta Olimpiade menjadi sorotan media cetak di Eropa.

https://p.dw.com/p/Er4E
Dua polisi Cina di lokasi kejadianFoto: AP

Harian Italia La Repubblica menulis

Pemerintah Cina menyebutkan adanya hubungan operasional antara kelompok muslim Uighur dengan Al Qaeda. Sejumlah pejuang Uighur ditangkap Amerika Serikat dalam kamp pelatihan Taliban di Afghanistan. Sekarang Cina memanfaatkan seluruh pengaruhnya di Asia Tengah untuk meyakinkan negara-negara terangganya agar tidak membantu kaum separatis. Tapi solidaritas etnis dan agama yang mereka peroleh besar. Biar bagaimanapun eskalasi yang terjadi beberapa bulan lalu tidak menimbulkan keraguan: Di antara warga Uighur juga terdapat orang-orang yang memutuskan untuk memanfaatkan secara optimal pesta olimpiade yang menjadi pusat perhatian.

Event olah raga besar kebanyakan mencapai kebalikan dari harapan meningkatnya demokrasi dan hak asasi manusia. Demikian komentar harian Belgia De Morgen.

Pertandingan Olimpiade tidak dapat dan tidak akan membuat Cina menjadi negara dengan demokrasi ala Barat. Olimpiade tidak akan melahirkan sistim sosial gaya Eropa Barat atau Tibet yang merdeka dan mandiri. Itu bukan ciri khas Cina. Gencarnya boykot terhadap olimpiade di Moskow tahun 1980 tidak, juga tidak sedikitpun menimbulkan efek sampingan dalam meruntuhkan komunisme. Olimpiade di Los Angeles tahun 1984 atau di Atlanta tahun 1996 tidak menghapus hukuman mati di Amerika Serikat. Justru sebaliknya. Yang lazim terjadi selama ini event besar olah raga tidak mengurangi melainkan meningkatkan penekanan. Semakin banyaknya peraturan keamanan, aparat polisi yang semakin waspada, tindakan lebih keras dalam mengatasi kerusuhan. Tahun 1968 di Meksiko polisi membantai sekelompok mahasiswa dalam jumlah besar. Setelah olimpiade di München tahun 1972, peraturan anti teror di Jerman mendapat dukungan tidak terduga. Hanya di Cina diharapkan terjadi hal sebaliknya.

Sementara harian Jerman Tageszeitung menulis:

Sudah sering pemberitaan tentang serangan teror informasinya bersumber dari media yang sepenuhnya diawasi pemerintah Cina. Meskipun demikian tidak seorangpun yang dapat meragukan bahwa Cina juga menghadapi masalah terorisme. Yang jadi perdebatan hanya seberapa besar ancaman sebenarnya dan apakah Cina mengantisipasinya secara pantas. Event besar seperti pesta olimpiade, paling tidak sejak penyelenggaraan di München tahun 1972 menjadi sasaran potensial teroris. Sejak permintaan menteri dalam negeri Wolfgang Schäuble untuk penugasan angkatan bersenjata Jerman dalam rangka pengamanan kejuaraan Piala Dunia sepakbola tahun 2006, di Jerman tema tersebut dan instrumentalisasinya secara politis bukan hal yang asing lag. Bedanya adalah di Cina, tidak ada yang dapat mengajukan tuntutan terhadap terjadinya pelanggaran hak warga.“ (dk)