Sidang Partai Komunis Cina
15 Oktober 2007Para petinggi partai memasuki lapangan Tian'anmen diiringi musik militer. Dalam jajaran tersebut terlihat Presiden Hu Jintao dan pendahulunya, Jiang Zemin. Presiden Hu Jintao yang merangkap ketua Partai Komunis menyampaikan laporan pertanggung-jawabannya di bawah emblem palu dan sabit.
„Memang terbukti, politik reformasi dan keterbukaan adalah pilihan terbaik bagi Cina. Ini satu-satunya jalan untuk mengembangkan paham sosialis gaya Cina. Hanya sosialisme yang dapat menyelamatkan Cina, reformasi dan keterbukaan menjamin bahwa Cina, paham sosialis dan marksis tetap berkembang.“
Tidak ada kata mundur, demikian ditegaskan Hu. Menurut sejumlah pengamat luar negeri, pemerintah Cina saat ini memang memiliki fokus politik yang berbeda. Sebastian Heilmann, pakar Cina di Universitas Trier berpendapat, Hu Jintao dan Perdana Menteri Wen Jiabao tidak melakukan perombakan besar-besaran. Tapi kebijakan terarah yang mereka lakukan membuahkan hasil, demikian Heilmann:
„Bukan berarti pertumbuhan ekonomi tidak lagi jadi prioritas. Tapi sejumlah topik sosial seperti kesehatan, politik pajak, politik untuk mengangkat taraf hidup rakyat pedesaan belakangan lebih disoroti. Sejumlah kebijakan yang konkret sudah berhasil mengubah daerah pedesaan.“
Keberhasilan seperti inilah yang dibutuhkan pemerintah untuk menjamin stabilitas sosial di Cina. Politik pemerintahan sebelumnya yang mengejar pertumbuhan ekonomi tanpa mempedulikan dampaknya menyebabkan rusaknya lingkungan. Menurut data statistik, hasil dari pertumbuhan ekonomi Cina hampir habis untuk mengkompensasi kerugian akibat kerusakan itu.
Karena itu dalam sambutannya, Hu juga menegaskan dukungan untuk pertumbuhan ekonomi yang seimbang dan bertanggung jawab.
„Pertumbuhan ekonomi saat ini menuntut harga yang terlalu tinggi, lihat saja dampaknya pada sumber daya alam dan kerusakan lingkungan. Saat ini, laju pertumbuhan kawasan kota dan pedesaan pun masih timpang.“
Jurang antara kaya dan miskin adalah salah satu penghambat ekonomi terbesar di Cina. Di satu pihak, Cina menduduki peringkat ketiga dunia dalam konsumsi barang-barang mewah. Tapi di lain pihak, sekitar 200 juta warga Cina masih tergolong warga sangat miskin. Karena itu, pemerintah Cina berjanji membentuk “Masyarakat yang harmonis” dengan “Pengembangan Teknologi” serta “Pertumbuhan yang Sadar Lingkungan”. Namun, slogan pemerintah dirasa hambar oleh sejumlah kritisi Partai Komunis. Li Datong misalnya berpendapat, Hu Jintao hanya mengumbar janji kosong.
„Yang menentukan sekarang adalah apa ada tindakan nyata. Setelah sidang Partai ini baru akan kelihatan, apakah presiden Hu memenuhi janjinya. Sebelumnya, presiden Hu tak dapat berkutik karena ia dihambat tim kerja yang bukan dipilihnya sendiri. Sidang partai ini akan menjadi konsolidasi kekuatan presiden.“
Isu lain yang hangat diperdebatkan di luar negeri adalah soal sistem politik dan kemungkinan reformasi demokrasi di Cina. Walau sejumlah pengamat merasa optimis, Cina akan menjadi lebih demokratis di masa mendatang, harapan tersebut ditepis seorang juru bicara pemerintah. Sebelum sidang partai digelar, pemerintah Cina secara tegas menyatakan, Cina tidak akan pernah meniru sistem politik barat.***