220708 D Irakische Flüchtlinge
25 Juli 2008Semenjak beberapa bulan terakhir, warga Irak menduduki peringkat teratas dalam daftar pengungsi yang mencari perlindungan dari Jerman. Hampir sepertiga dari seluruh pencari suaka adalah warga Irak. Ruth Juettner dari organisasi HAM Amnesty International memaparkan alasan warga memilih untuk melarikan diri dari negara asalnya.
"Sebagian besar pengungsi adalah pemeluk agama minoritas. Awal 2008, 25 persen pengungsi adalah pemeluk agama Kristen, dan 15 persen lainnya adalah kelompok minoritas lainnya yang terancam pengejaran politik, penculikan, dan pembunuhan. Selain itu juga ada pengungsi lain, yaitu kaum Muslim, Sunni dan Syiah yang merasa seperti ditindas. Juga pihak yang karena pekerjaannya berada di bawah tekanan. Seperti para pengacara, hakim, mereka yang bertugas di kepolisian dan militer. Ini bagaikan contoh representatif dari seluruh penduduk di Irak."
72.000 pengungsi Irak terdaftar di Jerman. Sebagian besar, khususnya dari kelompok Kurdi, datang setelah kejatuhan Saddam Hussein. Akhir-akhir ini, sikap pemerintah Jerman terhadap mereka cukup longgar. Tahun 2004 hanya dua persen permohonan suaka atau perlindungan pengungsi yang dikabulkan, kini sudah mencapai 73 persen.
Setelah dua gereja besar di Jerman memperingatkan akan bahaya penindasan dan pembunuhan kaum Kristen di Irak, Menteri Dalam Negeri Jerman Wolfgang Schäuble mengkampanyekan aksi kemanusiaan Eropa di Brussel semenjak April lalu. Jerman berharap para menteri dalam negeri Eropa akan memutuskan penerimaan jumlah pengungsi yang lebih besar. Tetapi masalahnya, jika Brussel memutuskan hal tersebut, maka akan sulit bagi Schäuble untuk menerapkannya di negaranya sendiri. Karena penempatan pengungsi di Jerman adalah urusan masing-masing negara bagian.
Di Bayern dan Niedersachsen misalnya muncul kekhawatiran jika pengungsi yang datang tidak hanya yang langsung datang dari Irak, melainkan juga mereka yang tidak bisa ditampung lagi di kamp pengungsi Suriah dan Yordania yang terlalu penuh. Disana ada sekitar 2,2 juta warga Irak. Sebaliknya, juru bicara Amnesty International Ruth Jüttner menuntut Jerman untuk juga menerima pengungsi yang membutuhkan perlindungan dari kamp-kamp pengungsi negara tetangga Irak.
"Diantaranya misalnya termasuk: perempuan dengan anak, mereka yang kehilangan suami, korban penyiksaan, pengungsi yang menderita trauma, juga pengungsi yang sakit keras dan tidak bisa ditangani di kamp pengungsi. Jadi ada daftar panjang kriteria yang menjadi dasar keputusan siapa yang berhak untuk diterima Jerman atau tidak."
Ketakutan bahwa para pengungsi di Jerman akan menjadi perkumpulan teroris adalah hal yang berlebihan menurut Amnesty International. Organisasi ini menyarankan pertukaran pengalaman dengan Inggris, Swedia, Amerika Serikat atau Australia, yang telah bertahun-tahun menerima pengungsi dari Irak yang pemilihan keputusannya dilakukan bersama dengan organisasi bantuan yang bertugas di kamp-kamp pengungsi.(vlz)