Tajuk: Kemenangan Putin
3 Desember 2007Pemilu itu merupakan referendum untuk mendukung politik yang dijalankan Vladimir Putin, demikian kata Boris Grislov, ketua Partai Rusia Bersatu. Pemilu itu membenarkan, Vladimir Putin adalah pemimpin nasional Rusia. Politiknya akan dilanjutkan.
Putin maju sebagai calon utama Partai Rusia Bersatu. Kremlin menyebut pemilu itu sebagai referendum bagi presiden yang setelah dua kali masa jabatan tidak dapat maju lagi ke pemilihan presiden. Sekarang suara mayoritas dalam parlemen dapat digunakannya untuk mengubah konstitusi, di mana kekuasaan dalam negara diberikan kepada jabatan yang akan didudukinya sendiri.
Sebelum pemilu Putin mengatakan, kemenangan besar merupakan pemberian mandat secara moralis baginya, untuk terus memegang peranan utama di Rusia. Rakyat Rusia memang memberikan apa yang diinginkan sang presiden. Dalam parlemen akan ada empat partai yang mendukungnya.
Politik di Rusia telah menjadi rekayasa megah, yang ditentukan oleh intrik-intrik di Kremlin dan kasak-kusuk yang tidak jelas. Setelah pemilihan Duma (parlemen Rusia) dapat disimpulkan, pluralisme hanyalah sandiwara belaka, karena partai-partai yang dekat dengan Kremlin memiliki mayoritas dua per tiga. Satu-satunya kekuatan oposisi adalah Partai Komunis. Jadi ini tidak lucu.
Yang kalah dalam pemilu yang direkayasa ini adalah demokrasi, lembaga-lembaga demokratis yang juga tercantum dalam konstitusi Rusia, terutama parlemen. Sekarang para pemilih menyerahkan parlemen ke tangan penguasa di Kremlin dan parlemen itu akan memainkan peranannya guna menjamin masa depan Putin.
Yang juga kalah adalah kalangan oposisi Rusia, karena terdesak ke pinggiran arena, dibuat tidak berarti, terpecah belah dan kini harus membangun kembali kekuatan dan kredibilitas baru. Dalam hal ini mereka tidak dapat terlalu mengandalkan bantuan dari luar.
Vladimir Putin pastilah merasa sebagai pemenang, karena politik yang dijalankannya mendapat dukungan besar. Apalah artinya manipulasi, ketidak adilan, kebohongan dan kampanye pemilu yang diwarnai pemujaan terhadap dirinya?
Tetapi apakah orang-orang yang hanya menginginkan stabilitas dan kesejahteraan, mengkhawatirkan kekacauan dan keambrukan Rusia, juga tergolong kelompok yang menang? Motif dan ketakutan mereka harus dianggap serius, tetapi dengan pemberian suara itu mereka sudah mendukung orang yang menganggap demokrasi sebagai topeng belaka. Sementara pertanyaan yang paling menentukan pun masih belum terjawab. Bagaimana kelanjutan Vladimir Putin?
Apakah ada 'masterplan' untuk mempertahankan kekuasaan? Sebagai apa ia hendak mempengaruhi nasib Rusia, bila tidak menjadi presiden lagi? Rusia seperti diliputi kabut tetapi dikuasai oleh semangat otoriter. Rakyat hanya menjadi figuran.
Jerman, Eropa dan dunia hanyalah penonton belaka. Mereka dapat bersuara kritis, tetapi sadar, ancaman tidak ada gunanya. Keikut-sertaan Rusia di banyak sektor sangat penting. Jadi sangat kontraproduktif untuk mengancam dengan sanksi, memutuskan kontak, menghentikan bisnis atau membekukan kegiatan.
Perubahan menuju demokrasi di Rusia hanya dapat dilakukan dari dalam. Hari pemilihan parlemen telah menunjukkan, bahwa jalan yang harus ditempuh masih sangat panjang.