Tajuk: Putin Pimpin Aparat Kekuasaan Amat Besar di Rusia
16 April 2008Kongres Partai Rusia Bersatu tidak mirip dengan acara musyawarah partai lazimnya. Tidak ada perdebatan, tidak ada sengketa dan tidak ada tawar-menawar program. Yang ada hanya penetapan ketua baru dan tepuk tangan meriah. Seorang tokoh politik yang seharusnya lengser, malahan mendapat tongkat kekuasaan yang disetujui dengan suara bulat oleh delegasi kongres partai. Ketua partai sebelumnya, Boris Gryzlov, dengan takzim menyerahkan simbol kekuasaan di Rusia saat ini kepada Vladimir Putin.
Putin menjadi ketua baru sebuah partai yang dibentuknya sendiri, dan sekarang harus membantunya memantapkan kekuasaan sebagaiperdana menteri. Semua itu, sesuai tradisi di Rusia digelar dengan amat meriah dan megah, disertai dengan pemujaan individu. Setengah tahun lalu, Putin dipuja sebagai pemimpin nasional Rusia, yang berada di atas semua partai politik, dan kepadanya diantarkan jabatan perdana menteri. Sekarang, ia ibaratnya menjadi seorang sekretaris jenderal sebuah aparat kekuasaan amat besar.
Masa jabatan Putin sebagai presiden akan berakhir tanggal 7 Mei mendatang. Tapi ia tidak mau turun. Kini Putin memangku jabatan sebagai ketua Partai Rusia Bersatu, yang memberinya tambahan kekuatan dalam perebutan kekuasaan yang akan datang. Tidak mengherankan jika dalam kongres partai, mayoritas anggota tunduk padanya. Di Rusia Tsar selalu benar, tidak peduli apapun yang dilakukannya.
Barangsiapa di Rusia saat ini mengritik Putin secara terbuka, memang tidak selalu berrisiko kehilangan nyawa, tapi paling tidak akan kehilangan pekerjaan dan eksistensi. Sekarang ditambah lagi, barangsiapa mencela partai Rusia Bersatu, berarti juga mengritik Vladimir Putin. Jadi tutup mulut dan tiarap kembali menjadi filsafat untuk dapat tetap hidup. Kebrutalan neo-kapitalisme di Rusia sudah merambah ke sektor politik. Mottonya di Rusia saat ini: uang memerintah dunia. Pimpinan di Kremlin tidak mau pusing berpikir mengenai demokrasi. Melainkan bagaimana mempertahankan kekuasaan dan mengamankan kekayaannya.
Setelah Putin kini juga menjadi ketua partai Rusia Bersatu, presiden Rusia mendatang Dmitri Medvedev akan semakin sulit melepaskan cengkraman dari pendahulunya. Putin ada dimana-mana. Para sahabat Putin akan mencegah Medvedev mengembangkan program yang lebih liberal. Bagi Rusia, hanya seorang presiden yang kuat yang disebut presiden yang bagus. Kelemahan tidak akan dimaafkan. Artinya, Medvedev cepat atau lambat harus berusaha memicu konflik. Tapi ia pasti tidak akan menang.
Prinsipnya di Moskow saat ini adalah, menunggu presiden baru dilantik. Tapi dari sekarang sudah terlihat, Dimitri Medvedev tidak akan menjadi seorang politikus cemerlang. Ia lebih banyak akan menjadi wayang seorang penguasa yang sebenarnya, yang mengatur laku dari belakang layar. (as)