1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Taliban Keluarkan Ultimatum Baru

30 Juli 2007

Setelah sebelumnya pemerintah di Kabul menyatakan tidak menutup kemungkinan pembebasan para sandera dengan langkah militer, pihak Taliban bereaksi dengan mengajukan ultimatum baru.

https://p.dw.com/p/CP4P
Demonstrasi Anti Perang untuk dibebaskannya sandera Korea Selatan
Demonstrasi Anti Perang untuk dibebaskannya sandera Korea SelatanFoto: AP

Dalam kasus penculikan ke-22 warga Korea Selatan di Afghanistan, nada antara Taliban dengan pemerintah Afghanistan semakin mengeras. Hari Minggu (29/07)kemarin Presiden Afghanistan Hamid Karsai menyatakan kasus penculikan warga Korea Selatan itu mencoreng citra masyarakat Afghanistan. Setelah pembunuhan salah satu sandera hari Rabu lalu, yakni seorang pendeta Korea Selatan, masih 22 orang yang berada di tangan penculik, 14 diantaranya perempuan. Penahanan tamu asing terutama perempuan tidak mencerminkan sikap keislaman. Demikian disampaikan lebih lanjut oleh Presiden Karsai. Pernyataan itu memancing reaksi dari pihak Taliban. Kemarin malam juru bicara Taliban Ahmadi mengeluarkan ultimatum baru. Jika pemerintah Afghanistan hingga Senin siang waktu setempat tidak membebaskan satu pun tahanan Taliban, sandera Korea Selatan itu akan dibunuh.

Sebelumnya perundingan dengan pihak penculik yang berada di provinsi Ghasni terhenti.Upaya perundingan itu juga melibatkan mantan komandan Taliban yang sekarang menjadi anggota parlemen Afghanistan. Menurut Samarai Bashary, juru bicara kementerian dalam negeri di Kabul

„Kami membentuk kelompok kerja di provinsi Ghasni. Yang terdiri dari polisi Afghanistan, pimpinan kelompok suku dan pejabat resmi provinsi. Mereka bekerja dari berbagai segi untuk kasus tersebut.“

Menurut keterangan mediator pihak pemerintah Afghanistan hubungan terputus. Presiden Hamid Karsai dan utusan khusus Korea Selatan Baek Jong Chung dalam pertemuan di Kabul kini menyepakati upaya lebih besar untuk membebaskan para sandera. Masih tetap belum jelas apa sebetulnya yang diminta para penculik, karena mereka terbagi dalam tiga kelompok. Yang pasti strateginya jelas, demikian pendapat pakar politik Aziz Rafiee

„Dengan melakukan penculikan Taliban memperoleh uang dan dengan demikian modal finansial. Dan mereka memperoleh kebebasan rekan-rekannya. Sekarang setiap anggota Taliban berharap jika saya tertangkan oleh pemerintah, maka rekan saya akan menculik seseorang dan melakukan pemerasan untuk melepaskan saya dari penjara. Dan saya tidak perlu takut akan hukuman apapun.“

Sementara itu penculikan seorang insinyur Jerman dan lima kolega Afghanistan-nya kurang mendapat perhatian umum. Dimana motif penculikannya lebih bersifat kriminal ketimbang politis. Namun pembicaraan yang telah berlangsung lebih dari satu pekan ini dengan pihak penculik yang juga berada di provinsi Ghasni, juga tersendat-sendat. Walaupun sebelumnya dilaporkan adanya kemajuan, tapi terobosan baru belum tampak. Seperti disampaikan Samarai Bashary

„Upaya untuk pembebasan warga Jerman terus berlangsung. Sulit untuk mengatakan kapan upaya itu membuahkan hasil, besok atau besok lusa. Tidak ada yang bisa meramalkan. Menurut informasi yang kami peroleh warga Jerman itu berada dalam kondisi kesehatan yang baik.“

Hal ini juga dibenarkan stasiun televisi Jerman ARD. Sementara itu di Köln Jerman, masih dilakukan otopsi jenazah sandera warga Jerman lainnya yang tewas di Afghanistan.