Taliban Nyatakan Bertanggung Jawab Atas Serangan di Lahore
28 Mei 2009Ledakan hari Rabu pagi (27/05) itu menghancurkan bangunan kantor kepolisian sehingga menjadi rata dengan bumi.Ini merupakan serangan ketiga yang terberat dalam kurun waktu tiga bulan terakhir di Lahore. Dalam waktu kurang dari dua tahun, sekitar 1. 800 orang tewas dalam berbagai serangan di Pakistan.
Tiga pelaku serangan melancarkan tembakan dan melemparkan granat sebelum mobil yang dipenuhi bahan peledak ditabrakkan ke kantor polisi di Lahore, Pakistan hari Rabu (27/05). Demikian menurut keterangan para penyidik. Serangan bunuh diri itu menewaskan sedikitnya 23 dan melukai sekitar 300 orang, kebanyakan adalah warga sipil. Kelompok Taliban Pakistan telah menyatakan bertanggung jawab atas serangan bunuh diri. Pemerintah Pakistan menuding kelompok militan melancarkan aksi balas dendam atas operasi militer yang dilancarkan pasukan pemerintah di lembah Swat di barat laut negara itu.
Kantor polisi hancur total. Dikhawatirkan, sekitar 35 polisi tertimbun di bawah reruntuhan. Gedung bertingkat tiga itu bersebelahan dengan markas besar dinas rahasia Pakistan ISI yang juga rusak akibat ledakan keras. Juga bangunan sekitarnya sebagian rusak berat. Seorang petugas pompa bensin yang menyaksikan peristiwa itu mengatakan:
"Ledakannya sangat hebat. Atap pompa bensin ambruk. Kami pikir, ada sesuatu yang menimpa bangunan kami. Tapi untunglah, kami masih hidup. Setelah ledakan semuanya gelap. Karena banyak debu dan asap, kami tidak dapat melihat apa pun lagi."
100 kilo bahan peledak
Hingga malam hari tim penyelamat terus mencari korban di bawah puing-puing reruntuhan. Jumlah korban tewas diduga akan bertambah. Pelaku bunuh diri diduga menggunakan 100 kilo bahan peledak. Aparat keamanan menutup kawasan lokasi serangan dan penghuninya tidak diizinkan kembali ke rumahnya. Muhammad Nasser yang tinggal di kawasan itu mengeluh:
"Orang-orang sudah punya cukup banyak masalah. Saya tidak mengerti kenapa polisi mempersulit kehidupan kami dengan langkah pengamanan itu. Mayat-mayat kan tidak perlu pengamanan. Orang yang hidup merasa tidak aman. Kepolisian tidak mau menyerahkan jenazah. Mereka menunjuk perwira atasan yang nantinya harus memeriksa mayat satu persatu."
Aparat keamanan target serangan teroris
Lahore adalah kota terbesar kedua Pakistan. Banyak pejabat terpenting pemerintah dan perwira-perwira tinggi tinggal di kota ini. Setelah serangan terhadap tim nasional Kricket Sri Lanka Maret lalu dan serangan atas pusat pelatihan kepolisian, pengamanan di Lahore diperketat. Meski demikian, pelaku serangan bunuh diri berhasil melancarkan serangan di jantung kota itu. Rana Sanaullah, Menteri Kehakiman Provinsi Punjab tidak mau dituding bahwa aparat keamanan telah lalai:
"Pasti telah terjadi kecerobohan, karena kawasan ini adalah zona yang sangat rawan. Tapi jika kami ingin meningkatkan kesiagaan aparat keamanan, kita juga harus mendorong mereka. Aparat keamanan selalu merupakan korban pertama yang tewas. Mereka menjadi target karena menantang para teroris."
Kekerasan di Pakistan meningkat jelas
Kepolisian melaporkan sudah menahan sejumlah tersangka. Perdana Menteri Pakistan, Yusuf Raza Gilani mengutuk serangan itu dan mengatakan bahwa "musuh negara" yang bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki Moon juga mengutuk keras serangan hari Rabu itu dan menyatakan "tidak ada pembenaran bagi kekerasan teror semacam itu". Secara umum kekerasan di Pakistan meningkat jelas sejak tahun 2007. Pihak barat menuduh, pemerintah Pakistan tidak cukup tegas menumpas kelompok islam radikal yang terutama bermarkas di wilayah perbatasan dengan Afghanistan.
CS/AS/APE/AFPE/RTRD