1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Taliban Siap Berunding?

11 September 2007

Pemerintah Afghanistan dan kelompok Taliban sama-sama menyatakan siap berunding secara langsung untuk memulihkan perdamaian.

https://p.dw.com/p/CP3G
Qari Bashir, perunding Taliban kasus sandera Korsel
Qari Bashir, perunding Taliban kasus sandera KorselFoto: AP

Juru bicara kepresidenan, Homayun Hamizada juga menyatakan, presiden Hamid Karzai menjamin siapapun tokoh Taliban yang datang, dari manapun, dan bagaimanapun hasil perundingan, tidak akan terjadi penangkapan. Para perunding taliban akan bisa kembali ke tempat asal mereka di gunung-gunung tanpa dibuntuti.

Wacana perundingan langsung pemerintah Afghanistan dan kelompok Taliban dimulai oleh lontaran presiden Hamid Karzai hari Minggu, yang menyerukan pembicaraan damai. Gayung bersambut. Keesokan harinya, Senin, Qari Yousef Ahmadi berbicara sebagai juru bicara Taliban. Katanya, kelompok itu siap berunding jika pemerintah Afghanistan mengajukan ajakan resmi.

Waheed Mozhdah, seorang pakar Afghanistan berhati-hati melihat perkembangan ini.

"Pernyataan itu menunjukan bahwa mereka mengubah taktik. Mereka bersedia berunding, padahal dulu mereka keras menolak. Betapapun, mereka masih tetak bersikukuh dengan gagasan-gagasan mereka.

Hari Selasa, Qari Yousef Ahmadi, sang juru bicara Taliban, kembali bicara. Kali ini kepada Kantor Berita Jerman DPA. Katanya, selama ini pun Taliban tidak pernah menolak perundingan dan persahabatan. Ia bicara pula tentang kedaulatan nasional, nilai Islam, dan berakhirnya pertumpahan darah.

Apakah kesedian berunding menunjukan bahwa Taliban sekarang lemah? Kembali Waheed Mozhdah, seorang pakar Afghanistan.

"Tidak. Sebaliknya. Itu justru menunjukan bahwa mereka lebih percaya diri dibanding sebelumnya. Apa yang saya rasakan semasa menjabat pejabat tinggi kementerian luar negeri di masa pemerintahan Taliban adalah: jika mereka lemah, mereka tak mau berunding. Namun jika mereka merasa posisinya kuat, mereka siap berunding."

Waheed Mozhdah pernah menjadi Direktur urusan Afrika dan Timur Tengah Kementerian Luar Negeri di zaman pemerintahan Taliban yang digulingkan Amerika. Ia memisahkan diri, menulis buku tentang Taliban, dan menjadi seorang akademisi.

Di pihak lain, juru bicara presiden,Hamidzada menyatakan pemerintah kini sedang menelusuri apakah Taliban serius dengan kesediaan berunding, dan apakah Qari Yousef Ahmadi betul-betul bicara mewakili Taliban.

Namun Waheed Mozhdah, bekas pejabat tinggi Taliban dan mengenal baik seluk-beluk kelompok garis keras itu memperingatkan agar kehati-hatian tetap dijaga.

Menurut Waheed Mozhdah, perundingan hanya merupakan salah satu saja dari sekian banyak taktik yang dijalankan selama beberapa waktu belakangan olehTaliban.

Diingatkan, taktik lain yang dijalankan dengan efektif oleh taliban adalah penyanderaan. Baik yang dilakukan terhadap 21 warga Korea Selatan maupun sebelumnya terhadap seorang jurnalis Italia. Dalam dua penculikan-penculikan itu menurutnya Taliban memperoleh dua sukses besar. Pertama adalah menempatkan diri di tempat yang tinggi, karena terlibat dalam perundingan langsung dengan pemerintah Korea Selatan dan Italia. Di sisi lain, Taliban memperoleh tebusan uang dalam jumlah yang sangat berlimpah.

Disebutkan Waheed Mozhdah:

"Kita tidak boleh lupa bahwa Taliban memiliki hubungan sangat dekat dengan Al Kaidah. Dan mereka mematuhi tujuan-tujuan Al Kaidah di Afghanistan"