1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
OlahragaIndonesia

Terima Kasih Eko Yuli Irawan Bergema di Medsos

8 Agustus 2024

Atlet angkat besi Eko Yuli Irawan gagal menyumbang tambahan medali untuk Indonesia di Olimpiade Paris 2024. Pun begitu ucapan 'Terima Kasih Pak Eko' membanjiri media sosial.

https://p.dw.com/p/4jDpN
Eko Yuli Irawan
Eko Yuli Irawan saat bertanding di Olimpiade 2012Foto: AP

Dalam pertandingan di Paris ExpoPorte de Versailles, Rabu malam WIB (7/8/2024), atlet angkat besi Eko Yuli Irawan gagal tiga kali dalam angkatan clean & jerk. Padahal ia sempat berada di urutan kedua dengan 135 kg dalam angkatan snatch. Ia pun dinyatakan DNF.

Dengan hasil tersebut, Eko gagal mengukir rekor meraih medali di lima Olimpiade berbeda. Pada empat edisi sebelumnya, ia selalu membawa pulang medali.

Pada Olimpiade Beijing 2008 dan London 2012, Eko menyabet medali perunggu. Sementara pada Olimpiade Rio 2016 dan Tokyo 2020, lifter kelahiran Metro, Lampung ini membawa pulang medali perak.

Karena itu kendati gagal membawa pulang medali, warganet di Tanah Air tetap mengapresiasi perjuangannya yang telah mengharumkan nama bangsa selama ini. Apa lagi saat bertanding di Olimpiade Paris 2024, Eko sejatinya dalam kondisi cidera kaki yang belum sembuh tuntas.

Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru! 

"Saya tampil dengan kondisi yang tidak 100 persen. Cedera kaki saya belum sembuh tuntas. Lutut sudah dari tahun lalu, kalau yang paha samping kanan baru satu bulan lalu," ujar Eko.

"Saya minta maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia karena belum bisa memberikan medali. Tapi saya sudah mencoba untuk mengeluarkan semua kemampuan saya sampai titik darah terakhir." 

Berikut rangkuman reaksi warganet:

"Terima kasih, Pak Eko, atas dedikasi dan perjuanganmu! Meskipun kali ini belum meraih medali, prestasimu di 4 Olimpiade sebelumnya sangat membanggakan. Kami menghargai usaha maksimalmu meski dalam kondisi tidak 100%. Namamu akan selalu dikenang sebagai salah satu atlet terbaik," ujar @AnkitPal84095.

"Sejak 2016, cuma ada dua cabor yang nyumbang medali: bulutangkis, angkat besi. Sayangnya, pemerintah abai sama angkat besi (perbandingannya ya bulutangkis). Padahal dgn pembiayaan yang benar, bisa dibentuk bibit-bibit angkat besi hingga terjadi regenerasi yang pas," kritik @HeV_g2. 

"Di usia yang tergolong veteran untuk ukuran atlet angkat berat, masih menjadi tulang punggung negara. Sejarah akan terus mencatatnya sebagai peraih 4 medali, terbanyak sepanjang sejarah Indonesia. Masoook, Pak Eko!" ucap akun @perupadata.

"Medali dari 4 olympics sebelumnya udah lebih dari cukup alhamdulillah, orang lain belum tentu bisa punya prestasi kaya pak Eko," kata @s_kghu."Tidak usah meminta maaf, you're a legend 🫡 Sepanjang karir anda 4 olimpiade beruntun sudah menjadi bukti prestasi anda yang luar biasa Speedy recovery pak eko, semoga dengan kejadian ini menjadi tamparan keras untuk penanganan atlet atlet yang cedera yang dimana begitu lambat," ujar @yunasidah. (pkp)


Baca selengkapnya di: detiknews

Baca artikel detikinet, "Terima Kasih Pak Eko Bergema di Medsos