Tidak Ada Ikan Tanpa Seks
Penjualan ikan adalah metode pencarian nafkah bagi perempuan di sekitar danau Viktoria. Tapi untuk mendapat ikan, perempuan harus membayar terlebih dahulu, dan seringkali dengan seks.
Seks sebagai ganti ikan
Perempuan Kenya menjual ikan yang ditangkap di danau Viktoria di pasar di kawasan itu. Ini adalah metode yang paling tersebar luas, untuk memperoleh sumber pendapatan. Tapi mereka harus membeli ikan terlebih dahulu dari nelayan, dan mereka sering dituntut untuk memberikan layanan seks.
Bisnis Jaboya
Perez Anjango dulu juga menjual ikan. Ia ikut bisnis "Jaboya" selama 15 tahun. Itulah nama yang diberikan penduduk untuk fenomena prostitusi di antara pedagang ikan. Sekarang organisasi seperti World Vision berusaha membantu mencari jalan keluar bagi para perempuan dari praktek Jaboya.
Pemisahan jender di danau
Di pagi hari, nelayan menarik jangkar dan menangkap ikan di danau. Itu hanya dilakukan para pria. Bisnis ikan di danau Viktoria mengikuti asas pemisahan jender.
Satu dari banyak orang
Jika nelayan kembali ke pesisir. di tepi danau sudah menunggu banyak orang, terutama perempuan. Mereka menunggu ikan yang akan merka jual. Terutama ikan Omena, sejenis ikan sardin, yang banyak dibeli orang.
Nelayan yang "tepat"
Segera setelah kapal merapat, perempuan bergegas naik. Sepertinya setiap perempuan sudah tahu, mereka harus naik ke kapal yang mana, untuk bisa mengisi ember mereka dengan ikan. Setiap ember bisa menampung Omena sebanyak 5 kg, dan perempuan harus membayar sekitar 1.000 shilling Kenya. Sementara untuk seks para perempuan tidak dibayar, tapi harus diikutsertakan.
Terlalu banyak orang, terlalu sedikit ikan
Tapi mengapa para nelayan bisa memaksa para perempuan untuk melakukan prostitusi? Jawabannya mudah: para perempuan rela memberikan apapun, supaya mendapat ikan. Penduduk di sekitar danau terus bertambah, tapi jumlah ikan omana terus berkurang. Penyebab situasi ini adalah pencemaran lingkungan, penyebaran satu spesies ikan saja, dan pembudidayaan jenis ikan Viktoriabarsch di tahun 1950-an.
Persahabatan "spesial"
Agar bisa mendapat ikan untuk dijual, para perempuan harus punya hubungan spesial dengan nelayan. Artinya, mereka berhubungan seks dengan nelayan sebelum atau sesudah nelayan menangkap ikan. Teman perempuan yang "spesial“ mungkin bisa mendapat ikan yang lebih banyak atau lebih segar.
Masalah terus bertambah
“Jaboya” tidak hanya ada di Kenya, melainkan juga di Tanzania dan Uganda. Ini menyebabkan penyakit menyebar di sekitar danau. Tingkat penularan penyakit HIV di kawasan itu sangat tinggi. Banyak perempuan dan nelayan tertular HIV dan meninggal. Yang tertinggal adalah para istri nelayan yang tidak punya mata pencaharian.
Sumber pemasukan baru
Untuk bisa keluar dari "Jaboya” sangat sulit. Pertama, para perempuan perlu pekerjaan tambahan. Organisasi seperti World Vision ingin memberikan alternatif baru. Misalnya membuat oven dari tanah seperti perempuan di Sindo ini (foto). Sindo adalah kota kecil di dekat danau Victoria.
Jalan keluar: berdiri sendiri
Perez Anjango dan keluarganya kini memiliki pembiakan ikan sendiri. Ini berupa kolam kecil sebesar separuh lapangan tenis, tidak jauh dari danau Viktoria. Salah satu anaknya pedagang ikan. Tapi ia tidak perlu pergi ke tepi danau Viktoria. Penulis: Tabea Goppelt (ml/ap)