1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Tindakan Taliban Tidak Beradab

1 Agustus 2007

Kelompok radikal Taliban dinilai sudah berada di luar lingkungan dunia yang beradab.

https://p.dw.com/p/CPFn
Keluarga sandera Korea Selatan menangisi pembunuhan sanak saudaranya.
Keluarga sandera Korea Selatan menangisi pembunuhan sanak saudaranya.Foto: AP

Krisis Afghanistan yang beberapa minggu terakhir ini diwarnai drama penyanderaan warga Korea Selatan dan warga Jerman tetap disoroti dengan tajam dalam tajuk harian-harian internasional. Harian konservativ Norwegia Aftenposten yang terbit di Oslo dalam tajuknya berkomentar : Dalam kasus penculikan 23 warga Korea Selatan, Taliban menunjukan gaya pemerasan yang menjijikan. Kembali kelompok Taliban membebani kehidupan semua umat Islam, karena mereka menyebut dirinya sebagai pejuang jihad Islam. Taliban merusak citra agama Islam, dengan cara lebih hebat dari jaringan teror Al Qaida. Warga sipil tidak berdosa dibunuh atas nama Tuhan. Jika saja pasukan NATO dan pemerintah Afghanistan melakukan hal serupa terhadap tahanan Taliban, maka terdapat sikap yang simetris. Akan tetapi, dengan itu semua aturan dan juga komando perang dilanggar.

Harian Perancis La Croix du Nord juga menulis komentar senada dalam tajuknya. Salah seorang pimpinan Taliban yang dibebaskan dengan penukaran sandera, Mansur Dadullah menyerukan kelompoknya untuk terus melakukan penculikan warga asing. Juga seorang insinyur Jerman masih berada dalam penyanderaan, seorang rekannya bahkan tewas. Pemerintahan dari presiden Hamid Karzai lemah dan mudah disuap, menyerahkan Afghanistan kepada para panglima perang. Bersama Taliban kelompok panglima perang melindungi perdagangan opium, yang mencakup kuota 90 persen produksi dunia. Situasi kacau seperti inilah yang memang diharapkan.

Juga harian Thuringer Allgemeine yang terbit di Erfurt di bagian timur Jerman menyoroti dengan tajam kasus penyanderaan di Afghanistan. Dalam tajuknya ditulis : Apakah dunia Islam hanya akan berpangku tangan menyaksikan drama penyanderaan warga Korea Selatan. Milisi Taliban menyebut dirinya pejuang jihad, dan para mullah tidak membantahnya. Dampaknya aksi penculikan oleh kelompok teror ini, mendiskreditkan agama dan seluruh umat Islam. Kapan dunia Islam akan bereaksi secara menentukan, seperti tekad bulat kaum Muslim dalam kasus karikatur Nabi Muhammad ?

Dan terakhir harian Jerman lainnya Frankfurter Rundschau yang terbit di Frankfurt am Main berkomentar : dalam kasus penyanderaan semua harus bertindak. Pemerintah Jerman, Korea Selatan dan juga pemerintah lainnya. Tapi harus diingat, jangan sampai tindakan anti teror ini memperlakukan penduduk tidak berdosa sama seperti moral para teroris. Mungkin ada benarnya untuk tetap bersikap keras. Juga tepat untuk terus mencari pemecahan secara militer. Juga tidak salah, untuk berusaha memenangkan waktu. Dan juga tidak masalah, jika dibayarkan uang tebusan serta berbohong kepada rakyat, bahwa tidak ada uang tebusan yang dibayarkan.