Universitas Berbahasa Jerman di Turki
31 Mei 2008Menteri Pendidikan Jerman Anette Schavan berharap universitas berbahasa Jerman di Istanbul itu sudah bisa dibuka pada tahun 2009. Pada upacara penandatangan kerjasama hari Jumat (30/05), Menteri Luar Negeri Ali Babacan memuji rencana tersebut. Ia menyebutnya sebagai landasan kokoh bagi hubungan Jerman dan Turki, “Orang-orang muda yang lulus dari universitas ini, akan memiliki peran penting seumur hidupnya, yakni sebagai jembatan dari kedua negara ini. Merekalah yang nantinya bisa mempererat hubungan kedua negara.”
Di Turki, sekolah-sekolah menengah yang menyampaikan mata pelajaran dalam bahasa Jerman diminati banyak orang. Diperkirakan, bagi sedikitnya seperempat juta orang muda di Turki, bahasa Jerman akan menjadi bahasa asing kedua yang dipelajari, karena mereka ingin melanjutkan studinya di Jerman.
Saat ini, program pertukaran mahasiswa hanya mengalokasikan tempat untuk 400 mahasiswa. Sedangkan untuk melanjutkan ke sekolah tinggi atau universitas tersedia 7.000 tempat bagi mahasiswa baru. Untuk jangka menengah, Universitas di Istanbul akan terbuka untuk 5.000 mahasiswa.
Universitas yang nantinya menjadi bagian dari sistim pendidikan Turki ini akan menawarkan berbagai jurusan kuliah, dari Ilmu-ilmu Pengetahuan Alam, Kesenian dan Ilmu-Ilmu Sosial, serta Tehnik. Selain itu bekerjasama erat perusahaan Jerman dan Turki. Penyampaian mata kuliah berlangsung dalam bahasa Turki, Jerman dan Inggris. Sedangkan gelar-gelar yang bisa diraih akan diakui pada tingkatan universitas di Turki maupun Jerman.
Serupa dengan rekannya dari Turki, Menteri Luar Negeri Jerman Frank-Walter Steinmeier juga melihat universitas itu sebagai lambang hubungan kedua negara. Disebutnya bukan saja mahasiswa dan akademisi yang akan menjadi lebih erat hubungannya, tapi universitas ini merupakan lambang hubungan politik dan sosial Jerman dan Turki.
Sekolah Tinggi yang direncanakan ini merupakan bagian inisiatif Ernst Reuter untuk mempererat hubungan antara Jerman dan Turki. Pada masa pemerintahan rejim Nazi, Ernst Reuter, seorang sosial demokrat Jerman kenamaan melarikan diri ke Turki dan menetap di sana.
Dalam kerjasama ini Turki akan bertanggung jawab untuk menyediakan gedung dan biaya harian universitas itu. Sementara Jerman akan merekrut tenaga pengajar dan menunjang gaji mereka. Langkah berikut adalah mencari sejumlah universitas Jerman di mana tenaga pengajarnya siap untuk juga mengajar di Turki.
Tahun depan, Jerman akan mendirikan universitas serupa di Vietnam, yang warganya juga banyak yang berbahasa Jerman. (ek)