Ziarah Arbain - Ketika Umat Syiah Mengenang Syahidnya Imam Hussein
Setiap tahun puluhan juta umat Syiah menyambangi kota Karbala untuk memperingati Arba'in, 40 hari kematian Imam Hussein di hari Asyura. Meski berbentuk ritual keagamaan, peringatan Arba'in kental nuansa politik.
Ratapan di Tanah Karbala
Setiap tahun jutaan umat Syiah menyambangi makam Imam Hussein di kota Karbala untuk memperingati 40 hari kematiannya setelah hari Asyura. Di tempat ini, cucu Nabi Muhammad itu dibunuh usai berperang melawan Yazid ibn Muawiyah, Khalifah kedua bani Umayyah, dalam perang tahun 680. Usai pertempuran, Yazid diklaim memamerkan kepala Hussein di Masjid Agung Umayyah di Damaskus.
Siasat Muawiyah
Peringatan 40 hari kematian Imam Hussein yang disebut Arba'in menandakan perlawanan kaum Syiah terhadap Bani Umayyah. Menurut catatan sejarah, Muawiyah mencederai janji untuk menyerahkan kekuasaan kepada Hussein saat menjalin gencatan senjata demi memerangi Kekaisaran Bizantium. Muawiyah saat itu memilih putranya, Yazid, sebagai penerus. Dia lalu mengirimkan pasukan untuk membunuh Hussein
Aroma Politik Spiritualisme Arba'in
Asyura dan Arba'in memiliki nilai teologis dalam ajaran Syiah dan kental aroma politik. Tidak jarang kedua hari peringatan dipenuhi pesan-pesan politik atau yel-yel revolusioner, seperti pada demonstrasi menentang Shah Iran pada 1963. Sebab itu bekas diktatur Irak, Saddam Hussein, dilaporkan sering mengkriminalisasi jemaah Syiah yang berpergian untuk memperingati kematian Hussein.
Perkumpulan Terbesar di Bumi
Tahun ini Arba'in jatuh pada tanggal 19 Oktober. Ritual ini biasanya diawali dengan berjalan kaki menuju makam Imam Hussein di jantung kota yang membutuhkan waktu selama 12 hari dari Basra atau Kirkuk, dan tiga hari dari kota Najaf. Hingga kini Arbain yang disambangi oleh lebih dari 15 juta orang tercatat sebagai perkumpulan manusia terbesar di Bumi.
Berjuta Berduka
Ziarah Arba'in diawali sudah sejak 1339 tahun lalu, sesaat setelah pertempuran di Karbala. Jika di era Saddam Hussein, tradisi ini banyak dirayakan diam-diam, sejak 2008 jumlah peziarah terus bertambah dari delapan juta, menjadi hingga 20 juta manusia dari 40 negara pada tahun 2013, menurut televisi Iran.
Serangan Kebencian Serdadu ISIS
Perjalanan kaki peziarah Arba'in bukan tanpa risiko keamanan. Sejak 2013, hampir setiap tahun serangan teror melalui bom bunuh diri, ranjau atau roket pelontar granat menerpa para jemaah. Terutama organisasi teror Islamic State yang memfatwakan umat Syiah sebagai penista agama yang paling sering mengobarkan aksi teror terhadap peziarah.
Dua Jantung di Negeri Malapetaka
Karbala di Irak menjadi kota suci umat Syiah karena menampung dua makam putra Imam Ali, yakni Hussein ibn Ali dan Abbas ibn Ali. Menurut teks Syiah, nama kota ini diambil dari bahasa Arab yang berarti "Negeri Malapetaka" atau Karb al-Bala. Kaum Syiah hingga kini masih menggunakan tanah dari Karbala untuk membuat Turbah, kepingan liat yang wajib digunakan untuk bersujud saat salat. (rzn/vlz)