1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KonflikEropa

Swedia Amankan Perbatasan NATO di Utara Eropa

11 Maret 2024

Keanggotaan Swedia dan Finlandia tidak cuma menambah jaminan keamanan, tetapi juga menyempurnakan garis pertahanan NATO di utara Eropa. Bagaimana ekspansi NATO di Skandinavia berdampak dalam konflik dengan Rusia?

https://p.dw.com/p/4dJTS
Saab JAS 39 Gripen
Jet tempur Swedia, JAS 39 Gripen, dalam latihan tempur bersama NATOFoto: JOHN THYS/AFP/Getty Images

Ketika Swedia dan Finlandia menyatakan minat bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara pada Mei 2022 silam, kedua negara dijanjikan proses penerimaan tersingkat dalam sejarah. Tapi jika Finlandia hanya butuh waktu sekitar satu tahun untuk bergabung, permohonan keanggotaan Swedia terhambat sikap oposisi dari Turki dan Hungaria.

Bagi Oscar Jonsson, peneliti di Universitas Pertahanan Swedia, proses penerimaan menjadi masa paling menegangkan. "Jika Anda lihat data empiriknya, Anda akan melihat bahwa Rusia menginvasi dua negara yang sedang berproses menjadi anggota, tapi tidak pernah menyerang negara anggota NATO," kata dia kepada DW.

Selama 20 bulan terakhir, pemerintah Swedia dan anggota NATO menggencarkan upaya diplomatik untuk melobi Ankara dan Budapest. Sikap Turki berubah setelah AS memberikan lampu hijau bagi permohonan pembelian jet tempur F16 yang lama ditangguhkan oleh Washington. Adapun bagi Hungaria, adalah pesawat JAS-Gripens buatan Swedia yang menjadi syarat persetujuan.

Dalam lindungan pasal kelima

Sebelum bergabung dengan NATO pun, Swedia sudah meratifikasi berbagai perjanjian kerja sama dan acap diundang untuk mengikuti latihan perang. Militer Swedia sudah berpartisipasi di hampir semua operasi NATO sejak dekade 1990-an, setelah menandatangani perjanjian "Kemitraan Damai" pada 1994.

Namun komitmen tersebut tidak sekuat Pasal 5 Perjanjian Atlantik Utara yang menjamin sistem pertahanan "satu untuk semua, semua untuk satu" bagi negara anggota.

Ke depan, serdadu Swedia harus membiasakan diri dengan gagasan bertempur bukan untuk negara sendiri, melainkan untuk melindungi wilayah teritorial negara anggota NATO. Menteri Pertahanan Swedia, Pal Jonson, mengatakan negaranya kini "bisa berharap, kita bisa berasumsi dan kita bisa meminta bantuan dari NATO."

Keanggotaan NATO mendapat dukungan luas warga di Swedia sejak invasi Rusia terhadap Ukraina, yang direspons jiran Finlandia dengan menyatakan keinginan bergabung.

Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru! 

Oscar Jonsson menolak anggapan bahwa dengan menjadi anggota pakta pertahanan, Swedia meninggalkan tradisi selama 200 tahun untuk menjaga netralitas politik dan militer sebagai haluan kebijakan luar negeri. Menurutnya, Swedia sudah pernah mencatatkan perubahan yang lebih besar dengan bergabung ke Uni Eropa pada tahun 1995.

Berbeda dengan NATO, keanggotaan Uni Eropa "menciptakan pengaruh besar terhadap cara hidup Swedia dengan cara yang lebih nyata." NATO sebaliknya tidak mempunyai kewenangan untuk mempengaruhi urusan dalam negeri. "Mereka tidak dapat mengubah Swedia tanpa persetujuan Swedia," tegasnya.

Solidaritas Swedia di tembok utara 

Namun jika Swedia khawatir diserang tanpa keanggotaan NATO dan jaminan Pasal 5, negara-negara sekutu yang lain merasa gamang tanpa jaminan bantuan Swedia dalam situasi krisis di perbatasan utara.

Jim Townsend, analis di Center for a New American Security, CNAS, mengatakan kepada DW bahwa bergabungnya Swedia dan Finlandia bersifat "penting bagi NATO." Menurutnya, NATO sudah  sejak lama berusaha mengintegrasikan kedua negara ke dalam struktur pertahanan di utara Eropa. "Rasanya seperti Natal," kata dia.

"Ketika AS menyusun strategi melawan Rusia di kawasan Laut Baltik dan Skandinavia, mereka tidak pernah tahu apakah Swedia atau Finlandia akan membuka ruang udaranya atau malah bersikap netral, Anda tidak pernah tahu."

Sweden becomes 32nd NATO member

"Kini, justru Rusia yang harus mengkhawatirkan keberadaan NATO di lingkar Kutub Utara, di mana Rusia memiliki aset militernya yang paling sensitif, seperti kapal selam peluncur nuklir, pesawat pembom strategis dan di mana mereka sering bereksperimen," imbuh Townsend.

Menurut lembaga penelitian Wilson Center di Washington, AS, Swedia juga membawa keuntungan lain, yakni industri pertahanan yang memproduksi "sistem alutsista paling canggih di pasar, kompetensi tinggi sektor swasta dalam pengembangan teknologi baru, dan cadangan besar mineral kritis, seperti bijih besi atau logam tanah jarang, yang vital bagi industri pertahanan."

Selain itu, Angkatan Udara Swedia tercatat sebagai yang salah satu yang terbesar di Eropa.

Robert Pszczel, diplomat terakhir NATO di Rusia, menilai keanggotaan Swedia akan memancing serangan hibrida dari Rusia di Laut Baltik yang kini dikepung negara anggota NATO. Namun "pemahaman utuh dan realistik tentang ancaman Rusia," menciptakan kewaspadaan tinggi di kalangan warga Swedia," yang kini giat mengikuti pelatihan kewaspadaan dan ketangguhan.

Hal yang jelas, menurut PszCzel, "bergabungnya Swedia adalah kegagalan besar bagi Rusia dalam hal politik karena ekspansi NATO jelas ingin mereka hindari."

rzn/as

Teri Schultz Koresponden Eropa di Brussels, Belgia