1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Dari Penyihir hingga KFC, Berikut Tradisi Natal di Dunia

25 Desember 2024

Mulai dari bersepatu roda ke gereja sampai ucapan meriah dari Donald Duck, Natal di beberapa budaya lebih dari sekadar Santa Claus, ornamen, dan kalkun.

https://p.dw.com/p/4oZ05
Patung Kolonel Sanders dengan kostum Sinterklas di depan gerai KFC di Tokyo, Jepang
KFC jadi salah satu tradisi merayakan Natal di Jepang.Foto: Yuichi Yamazaki/Getty Images

Umat Kristiani di seluruh dunia merayakan kelahiran Yesus dengan merayakan Natal. Setiap budaya memiliki sentuhan tersendiri untuk memperingati hari besar ini.

Kaki seseorang yang menggunakan sepatu roda
Di Venezuela, warga "berseluncur" menggunakan sepatu roda untuk hadiri Misa NatalFoto: Schneider/dpa/picture alliance

Bersepatu roda ke gereja

Menghadiri kebaktian Natal di gereja adalah hal yang biasa dilakukan. Namun di Venezuela, tradisi itu dilakukan dengan cara berbeda. Pada 24 Desember, warga meluncur ke Misa Tengah Malam dengan menggunakan sepatu roda. Tradisi ini diyakini sebagai jawaban dari "berseluncur” di musim panas belahan bumi selatan, terhadap tradisi kereta luncur di musim dingin belahan bumi utara. Ini sudah dimulai sejak tahun 1960-an dan masih tetap populer. Jalanan lalu lintas pun ditutup demi keselamatan "para peseluncur sepatu roda.”

Seorang pedagang terlihat tidur di antara lentera yang disebut "parol" di sepanjang jalan di Manila
Lentera ini disebut "parol" dalam tradisi Natal di FilipinaFoto: NOEL CELIS/AFP via Getty Images

Bintang harapan

Kisah Natal tidak akan pernah lengkap tanpa "Bintang Betlehem”, yang memandu "Tiga Orang Bijak” menuju palungan bayi Yesus. Di Filipina, bintang itu digambarkan sebagai parol yang berwarna-warni (berasal dari bahasa Spanyol "farol," yang berarti lentera), yang digantung di luar rumah selama perayaan Natal. Terbuat dari bambu dan kertas Jepang, lentera meriah ini melambangkan harapan dan cahaya.

Kisah kelahiran Yesus yang diukir dari lobak
Ada tradisi unik mengukir lobak di Meksiko.Foto: Lora Grigorova/Demotix/picture alliance

Malam lobak

Lobak telah lama menjadi bagian dari kehidupan di Kota Oaxaca, Meksiko. Pada tahun 1897, wali kota saat itu menggelar kegiatan unik sebelum Natal, yakni Malam Lobak. Setiap tanggal 23 Desember, seniman berbakat akan mengukir lobak hasil panen lokal mereka menjadi sebuah adegan cerita dan memamerkannya di pasar Natal setempat. Tema-tema Kristiani seperti kisah kelahiran Yesus banyak ditampilkan. 

Figur karakter bernama "El Caganer" yang membawa bendera Spanyol, Katalonia, yang terliat sedang buang air besar
Patung seseorang yang terlihat sedang buang air besar ini jadi ciri khas Natal di CataloniaFoto: Reuters/A. Gea

Bagaikan langit dan bumi

Sebagian besar kisah kelahiran Yesus menggambarkan suasana "surgawi." Namun di Katalonia, Spanyol, ada karakter manusia unik bernama "El Caganer," atau "si pembuang hajat." Karakter ini sering ditempatkan di sudut. Figur ini menggambarkan seorang petani yang mengenakan topi merah tradisional Katalonia, dengan celana melorot, dan terlihat sedang buang air besar. Ada banyak teori soal asal-usulnya, tetapi karakter ini dianggap sebagai simbol kesuburan di kalangan petani karena "kotoran” adalah pupuk yang baik. 

Dua figur sosok "Krampus", asisten Santa Klaus yang menyeramkan, ciri khas Austria
Natal tidak akan terasa lengkap tanpa teror kehadiran "Krampus" di AustriaFoto: Werner Lang/imageBROKER/picture alliance

Asisten sinterklas yang menyeramkan

Sementara Santa Klaus membawa hadiah bagi mereka yang "bersikap baik.” Sementara di Austria, asistennya, Krampus, yang akan menangani mereka yang "nakal." Festival Krampusnacht, yang diadakan pada 5 Desember saat malam perayaan Hari Sinterklas, banyak orang juga merayakan sosok Krampus yang memiliki "mata menyala seperti bara api, bulu yang kusut, dan tanduk rusa yang melilit, mencambuk orang dengan ranting birch dan menculik anak-anak, untuk kemudian ditenggelamkan atau dimakan."

Adegan film kartun Donald Duck pada 1983
Donald Duck begitu populer pada perayaan Natal di SwediaFoto: Walt Disney Co./Courtesy Everett Collection/picture alliance

Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

Ucapan meriah dari Donald Duck 

Meskipun "Mickey's Christmas Carol" mungkin lebih dikenal secara global, setiap tanggal 24 Desember pukul 15.00, keluarga-keluarga di Swedia duduk bersama untuk menonton film spesial Disney edisi Natal tahun 1958 berjudul "From All of Us to All of You." Menurut penerbit berita The Local di Swedia, pada tahun 2020, lebih dari 4,5 juta orang atau hampir setengah dari total populasi negara itu, menonton film berdurasi satu jam tersebut, menjadikannya acara TV paling banyak ditonton dalam sejarah modern Swedia.

Hiasan ornamen acar di pohon Natal
Di Jerman ada tradisi yang tidak begitu berkembang, di mana orang pertama yang menemukan ornamen acar di pohon Natal, akan mendapat hadiah tambahanFoto: Johannes Schmitt-Tegge/dpa/picture alliance

Ornamen acar kaca

Tradisi Natal Jerman populer diAmerika Serikat (AS). Salah satunya adalah menggantung "acar Natal buatan Jerman" di pohon Natal. Namun, sangat sedikit warga Jerman yang pernah mendengar tentang tradisi ini, yang juga tidak begitu tersebar luas di AS. Kemungkinan besar, tradisi ini diciptakan oleh komunitas Jerman-AS pada akhir abad ke-19. Bagaimanapun, seorang pengrajin kaca generasi keempat di Thüringen, tempat acar kaca ditemukan pada 1880, telah memproduksi acar kaca tersebut sejak saat itu. 

Seseorang mengenakan kostum menjadi "La Befana", seorang penyihir terkenal di Italia
Seorang penyihir bernama La Befana, yang terkenal di ItaliaFoto: Claudio Onorati/ansa/epa/dpa/picture alliance

La Befana, penyihir Natal dari Italia

Befana yang baik hati asal Italia ini awalnya ingin mengunjungi bayi Yesus bersama para Majus, tetapi dia ingin menyelesaikan pekerjaannya di alat tenun terlebih dahulu. Kemudian, penyihir ini tidak dapat menemukan jalannya sendiri, sehingga pada malam Epifani, 5-6 Januari, dia terbang keliling dunia mencari "anak itu”. Dia memberikan hadiah berupa permen kepada anak-anak yang bersikap baik; sedangkan mereka yang nakal mendapatkan sebongkah "arang" yang terbuat dari gula. 

Para perempuan dari komunitas Etiopia merayakan Hari Natal di gereja Ethiopia di Polygono, Athena, pada 7 Januari 2018
Gereja Ortodoks Ethiopia merayakan Natal pada tanggal 7 JanuariFoto: Lefteris Partsalis/ZUMAPRESS/picture alliance

Natal di bulan Januari

Meskipun tanggal 25 Desember dirayakan sebagai hari kelahiran Yesus oleh kebanyakan umat Katolik dan Protestan, di Gereja Ortodoks Etiopia, Natal (yang juga disebut Ganna atau Genna) justru diperingati pada 7 Januari. Banyak anggota Ortodoks Ethiopia juga melakukan puasa Adven khusus hingga 43 hari sebelum Natal, yang juga dikenal sebagai "Puasa Para Nabi" (atau Tsome Nebiyat).

Seseorang mengantre di depan pintu gerai KFC, di sebelah patung Kolonel Sanders berkostum Sinterklas
KFC jadi salah satu tradisi merayakan Natal di JepangFoto: Julian Ryall/DW

KFC sebagai pengganti kalkun

Dengan kurang dari 1% populasi Jepang yang mengidentifikasi diri memeluk agama Kristen, Natal di negara ini hanyalah hari libur sekuler. Namun, ada satu tradisi berkembang yang menampilkan pria berkacamata dengan janggut putih yang bukan Santa Claus. Sejak rantai makanan cepat saji yang dulunya dikenal sebagai "Kentucky Fried Chicken” (KFC) meluncurkan kampanye pemasaran "Kentucky for Christmas" atau KFC untuk Natal pada 1974, ayam goreng Kolonel Sanders itu kini menjadi tradisi Natal di Jepang. 

Apel dengan stiker bertuliskan "Selamat Natal, perdamaian, dan kebahagiaan" dijual di sebuah supermarket di Yichang, Provinsi Hubei, Cina (16/12/2023).
Di Cina, apel jadi simbol perdamaian dan hadiah populer saat NatalFoto: Liu Junfeng/Costfoto/picture alliance

Hadiah perdamaian

Natal juga bukan perayaan budaya khusus di Cina. Namun, satu kebiasaan warga lokal yang khas juga berkembang di negara ini. "Malam Natal" dalam bahasa Mandarin diterjemahkan menjadi "ping'anye,” atau "malam damai." Itu juga terdengar seperti "pingguo,” yang berarti "apel." Maka, fusi linguistik yang inovatif ini menghasilkan hadiah populer yang dikenal sebagai "ping'anguo,” atau "apel perdamaian.”

Artikel ini diadaptasi dari DW bahasa Inggris