1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PolitikKorea Selatan

Kisruh Penangkapan Presiden Yoon Suk Yeol, Pendukung Melawan

3 Januari 2025

Yoon Suk Yeol menghadapi surat perintah penangkapan atas dugaan pemberontakan. Namun, upaya penyelidik untuk menahan presiden yang telah dimakzulkan itu mendapat hambatan sejak tiba di kediaman kepresidenan.

https://p.dw.com/p/4omIn
Presiden Yoon Suk-yeol berpidato di hadapan rakyat Korea Selatan setelah pencabutan darurat militer
Presiden Yoon Suk-Yeol telah bersumpah untuk “berjuang sampai akhir”Foto: South Korean Presidential Office/Getty Images

Para penyelidik dari Korea Selatan tiba di Seoul pada Jumat (03/01) untuk melaksanakan surat perintah penangkapan terhadap Presiden Yoon Suk Yeol yang telah dimakzulkan. Namun, menurut kantor berita Yonhap, mereka menghadapi perlawanan sejak kedatangan.

Tim penyelidik berusaha memasuki kediaman presiden yang dijaga ketat oleh barikade keamanan. Yonhap melaporkan bahwa upaya mereka untuk masuk ke kompleks tersebut dihalangi oleh unit militer yang ditempatkan di dalam area tersebut.

Setelah berhasil "melewati" penghalang militer, mereka kembali dihadang oleh Pasukan Pengamanan Presiden, yang hingga kini masih melindungi Yoon meskipun ia telah dimakzulkan.

Menanggapi kedatangan penyelidik, pengacara Yoon, Yoon Kap-keun, menegaskan bahwa tindakan mereka tidak sah dan melanggar hukum. Ia menyatakan akan mengambil langkah hukum lebih lanjut.

“Eksekusi surat perintah yang ilegal dan tidak sah bertentangan dengan hukum,” kata Yoon Kap-keun. “Kami akan mengambil tindakan hukum terkait eksekusi surat perintah tersebut.”

Polisi kesulitan untuk menangkap Yoon Suk-yeol
Para pendukung Yoon Suk Yeol telah melakukan aksi protes menentang penangkapannya di depan kediaman resmi presiden dan memblokir aksesFoto: Ahn Young-joon/AP/picture alliance

Ratusan pendukung Yoon lakukan protes

Ratusan pendukung Yoon berkumpul di sekitar kediamannya pada Jumat (03/01) untuk menghalangi para penyelidik. Para demonstran ini sebelumnya telah berkemah di lokasi sejak Kamis (02/01) malam.

Pada Jumat (03/01) pagi, mereka meneriakkan slogan seperti “Surat perintah ilegal tidak sah” ketika penyelidik dan media mulai memadati area sekitar kediaman presiden.

Dalam pidatonya kepada para pendukung pada Kamis (02/01), Yoon bersumpah untuk “berjuang sampai akhir” dalam menghadapi ancaman penangkapan. “Saya akan berjuang sampai akhir untuk melindungi negara ini bersama Anda,” tegasnya.

Surat perintah penangkapan dan tuduhan Pemberontakan

Pengadilan Seoul mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Yoon pada Selasa (31/12), setelah ia beberapa kali tidak menghadiri panggilan interogasi terkait penyelidikan atas deklarasi darurat militer yang ia keluarkan pada 3 Desember lalu. Deklarasi tersebut diduga sebagai bentuk pemberontakan.

Yoon berpotensi menjadi presiden pertama dalam sejarah Korea Selatan yang ditangkap saat masih menjabat. Meskipun telah dimakzulkan, Pasukan Pengamanan Presiden terus memberikan perlindungan kepadanya sebagai kepala negara, bahkan dengan memblokir upaya penggeledahan polisi sebelumnya di kediamannya.

fr/rs (AP, AFP, Reuters)