Uni Eropa dan Jepang Upayakan Perdagangan Bebas
26 Maret 2013Sebetulnya perundingan sudah akan dimulai April, seperti disepakati Ketua Komisi Eropa José Manuel Barroso, Presiden Dewan Eropa Herman van Rompuy serta PM Jepang Shinzo Abe dalam pembicaraan telefon. Namun akibat krisis Siprus, rencana semula pertemuan dibatalkan. Komisaris perdagangan Eropa Karel De Gucht menilai langkah dalam pertemuan bilateral dari wakil-wakil ekonomi di Tokyo sebagai sebuah babak yang memiliki nilai historis yang luas. Ia yakin bahwa Jepang akan menepati janjinya untuk menghapus hambatan perdagangan.
Karena bagi Uni Eropa ada sejumlah tema sensitif seperti misalnya industri otomotif, jadi tidak dapat dikatakan berapa lama pembicaraan itu akan berlangsung, ujar De Gucht. Dengan sebuah pasal perlindungan, Komisi Eropa memiliki hak menghentikan pembicaraan dengan Tokyo, seandainya Jepang tidak menepati janjinya untuk menghapus pembatasan perdagangan. Juga di Jepang ada pertimbangan terhadap pengurangan pajak secara drastis, misalnya dalam penanaman padi yang sejak lama dilindungi.
Pandangan Kritis Industri Otomotif Eropa
Melalui pembicaraan perdagangan bebas dengan Uni Eropa, Jepang mengharap mendapat pasar lebih besar untuk produk elektronik dan otomotifnya. Namun perusahaan otomotif Eropa yang sedang dilanda krisis penjualan khawatir, akhirnya menjadi pihak yang kalah.
Dari kesan pertama, pasar otomotif Eropa memang lebih terlindungi dari Jepang. Mobil-mobil produksi Jepang dikenai bea cukai 10 persen. Tapi produsen Eropa mengeluhkan, bahwa ketentuan lingkungan dan keamanan, yang disebut hambatan non tarif, secara de facto melindungi pasar Jepang dari saingan asing. "Tidak ada satu pun produsen otomotif asing di Jepang. Secara praktis tidak ada akses ke pasar," kata manajer Ford Stephen Biegun. Namun pemerintah di Tokyo di beberapa sektor sudah melakukan pembukaan secara berhati-hati, dan misalnya dalam persaingan tender di sektor kereta api, menawarkannya kepada dua pesaing dari Eropa.
Kemungkinan Booming Peluang Kerja
Bagi Uni Eropa, Jepang adalah pasar ekspor terbesar ke-7. Tahun 2011 produksi Eropa senilai 69 miliar Euro diekspor ke negara itu. Komisi Eropa mengharap bahwa pertumbuhan ekonomi melalui perdagangan bebas dengan Jepang dapat naik hampir satu persen.
Sementara Jepang mengharap, dengan perjanjian perdagangan bebas dapat memberi dorongan untuk industrinya yang berorientasi ekspor, misalnya untuk produsen otomotif terbesar dunia, Toyota. Uni Eropa menyebut peluang sekitar 420 ribu lapangan kerja baru dengan menguatnya ekspor ke Jepang. Oleh karena itu Uni Eropa juga akan berunding keras dengan Tokyo untuk mengatasi ketakutan di sektor-sektor ekonomi yang sensitif.